Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Kabupaten Gresik menargetkan proses pengerjaan normalisasi Kali Lamong di Desa Bulangkulon Kecamatan Benjeng dapat rampung pada 30 November mendatang.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan normalisasi Kali Lamong sepanjang 6 km ini merupakan upaya pemerintah untuk meminimalisir dampak bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa tanah yang dikeruk bisa diletakkan di wilayah masyarakat yang kebetulan letaknnya berdampingan dengan Kali Lamong. Tanah ini juga bisa dijadikan sebagai tanggul sungai,” ujarnya dalam rilis, Senin (25/10/2021).
Dia menjelaskan Kali Lamong sendiri merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), tetapi Pemkab Gresik tetap berupaya untuk melakukan percepatan dengan melakukan koordinasi secara intens dan mengirimkan rekomendasi teknis kepada BBWS agar Pemkab Gresik mendapatkan izin untuk ikut mengerjakan normalisasi Kali Lamong.
“Tahun ini kami bekerjasama dengan BBWS telah melakukan langkah-langkah progressif terkait banjir Kali Lamong, di antaranya, merampungkan normalisasi Kali Lamong sepanjang di Kecamatan Cerme pada Desa Sedapurklagen, Desa Lundo, Desa Bulangkulon, Desa Deliksumber, Desa Munggugianti, dan Desa Bengkelolor,” jelasnya.
Adapun panjang sungai mencapai 103 km, Kali Lamong melintasi 4 kabupaten/kota, yaitu Lamongan, Mojokerto, Gresik, dan Surabaya. Untuk wilayah Gresik sendiri aliran Kali Lamong sepanjang 58,1 km melintasi kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Kedamean, Menganti, dan Kebomas.
Dari kajian di lapangan, masalah timbul karena kondisi sungai yang relatif dangkal, dan secara kontur beda tinggi permukaannya tidak terlalu jauh. Selain itu, kapasitas tampung air Kali Lamong saat ini sebesar 250 m³/detik sedangkan debit air hujan bisa mencapai 700 m³.
Setiap tahunnya, Kali Lamong membanjiri area dengan rincian 20 desa terdampak berat dan 28 desa terdampak ringan di Gresik.
Bencana Banjir Kali Lamong merupakan bencana alam tahunan yang terus menerus mengganggu baik kualitas hidup maupun pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah Gresik Selatan. Tercatat kerugian ekonomi yang ditaksir tiap tahun kurang lebih Rp80 miliar, hingga menimbulkan korban jiwa dari masyarakat yang terdampak.
Yani menambahkan normalisasi anak Kali Lamong juga dilakukan di 19 lokasi melalui pembebasan tanah di Desa Tambak Beras, Desa Jono, Desa Morowudi, Desa Putat Lor, dan Desa Sukoanyar, serta membangun Parapet di Desa Jono dan Tambak Beras sepanjang 1,5 km.
“Kami juga telah menambah 3 unit alat berat untuk normalisasi. Untuk tahun depan kami akan menanggarkan Rp5 miliar khusus untuk penanganan Kali Lamong, dan tahun ini sudah dikucurkan Rp1,1 miliar,” imbuhnya.