Bisnis.com, SURABAYA - Oganisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DPC Tanjung Perak Surabaya meyakini kinerja loadfactor (muatan) angkutan logistik di kuartal terakhir tahun ini bisa tumbuh menjadi 70 persen sejalan dengan mulai bergeraknya perekonomian setelah PPKM.
Ketua DPC Organda Tanjung Perak Surabaya, Kody Lamahayu Fredy mengatakan kinerja bisnis angkutan logistik ini sempat terpukul dan mengalami penurunan loadfactor hingga menjadi 40 persen sejak Juli lalu akibat adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
“Penurunan ini terjadi karena banyak jalan raya yang disekat, ada pembatasan jam operasional di pusat belanja, mal atau toko-toko sehingga banyak suplier atau importir menghentikan pengiriman sebab barang-barangnya kurang laku, dan akhirnya banyak truk yang tidak beroperasi,” jelasnya, Rabu (29/9/2021).
Dia mengatakan saat ini situasi Covid-19 di Jatim sudah cukup kondusif dengan tren penurunan kasus yang menurun, dan seluruh daerah sudah berada di zona kuning atau risiko rendah.
Diharapkan kondisi ini terus dipertahankan agar perekonomi kembali bergerak dan semakin cepat, meskipun rata-rata loadfactor angkutan logistik bahkan sebelum pandemi hanya sekitar 70 persen atau belum mampu mencapai 100 persen.
“Kami optimistis dengan pelonggaran-pelonggaran PPKM akan mendorong pergerakan ekonomi lebih cepat, dan ekonomi kembali normal dalam waktu dekat,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurutnya, dengan pelonggaran PPKM, pengusaha siap untuk memulai kembali bisnisnya, dan akan terdorong oleh peningkatan daya beli masyarakat yang juga sempat turun.
“PPPKM yang terlalu lama juga akan kurang bagus untuk pertumbuhan ekonomi ke depan,” imbuhnya.
Kody menambahkan, Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Perak sendiri merupakan angkutan yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Perak khusus angkutan truk barang/logistik sehingga dalam bisnisnya hanya mengandalkan angkutan barang untuk pengiriman ke berbagai daerah termasuk mengandalkan barang ekspor/impor.
“Jadi berbeda dengan yang lain, kami fokus pada angkutan barang, bukan penumpang seperti bus, lyn dan lainnya,” imbuhnya.
Dalam kondisi lain, tren angkutan logistik melalui pelabuhan yang dikelola Pelindo III di sepanjang tahun ini menunjukkan perbaikan. Tercatat pada semester I/2021 arus kapal dan barang mencapai 38.534 unit atau naik 6 - 7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu 36.384 unit. Sedangkan untuk satuan gross tonnage (GT) mengalami pertumbuhan 7 persen dari 147,5 juta GT pada 2020 menjadi 157,9 juta GT pada 2021.
Untuk arus peti kemas domestik memang mengalami pertumbuhan 10 persen yakni tercatat mencapai 1,54 juta TEUs atau lebih tinggi dari periode semester I/2020 sebanyak 1,39 juta TEUs.
“Namun sebaliknya, arus peti kemas internasional (ekspor/impor) tercatat stagnan, yakni pada semester I/2021 hanya 1,07 juta TEUs atau sama seperti kinerja di semester I/2020,” ujar VP Corporate Communication Pelindo III Suryo Khasabu.