Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemotongan Hewan Kurban Jatim Diprediksi Turun 10 Persen

Tahun lalu jumlah penyembelihan hewan kurban mencapai 374.681 ekor, jumlah itu juga sudah turun 1 persen dibandingkan 2019 atau sebelum pandemi.
Pemeriksaan hewan kurban. Ilustrasi./Antara-Harviyan Perdana Putra
Pemeriksaan hewan kurban. Ilustrasi./Antara-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur memprediksi jumlah pemotongan hewan kurban di Jatim tahun ini akan turun sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu. 

Plt Kepala Dinas Peternakan Jatim Gunawan Saleh mengatakan saat ini pasokan hewan kurban di Jatim mencapai lebih dari 4,1 juta ekor, yang terdiri dari 1.077.068 ekor sapi, dan 2.210.226 ekor kambing serta 914.766 ekor domba.

“Tahun lalu jumlah penyembelihan hewan kurban mencapai 374.681 ekor, jumlah itu juga sudah turun 1 persen dibandingkan 2019 atau sebelum pandemi. Untuk tahun ini pun diprediksi ada penurunan sekitar 10 persen,” ujarnya, Jumat (16/7/2021).

Dia mengatakan proses pendistribusian hewan kurban di Jatim saat ini sudah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan dan kepolisian agar angkutan hewan kurban tersebut tetap dapat melintas dari satu daerah ke daerah lain di Jatim saat masa pelaksanaan PPKM Darurat.

“Jadi pengiriman antardaerah dalam Provinsi Jatim, bukan dari provinsi lain. Ini karena di dalam Jatim sendiri populasi sapi kita sudah surplus banyak sehingga memang tidak diperbolehkan mengambil sapi dari provinsi lain,” imbuh Gunawan yang juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim ini.

Plh Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono menambahkan hewan kurban merupakan salah satu sektor kritikal dan esensial sehingga dalam proses distribusi logistik tidak akan terkena penyekatan.

“Tentunya dalam proses distribusi tetap harus dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, termasuk pada saat proses penyembelihan juga harus dilakukan dengan prokes yang ketat,” uajrnya.

Heru menambahkan prinsip dasar dari penyekatan selama PPKM ini adalah mengurangi tingkat mobilitas orang agar menekan terjadinya penularan Covid-19 antar manusia. Jika pergerakan manusia sangat tinggi otomatis tingkat penyebarannya pun menjadi lebih cepat.

“Kalau tidak disiplin dengan penyekatan, atau melakukan kegiatan yang tidak penting sekali seperti ngopi-ngopi di warkop, Covid-19 kapan selesainya,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler