Bisnis.com, MOJOKERTO - Pengembang properti Life Industrial First Estate (LIFE) Development yang merupakan anak usaha dari grup SPS Corporate mulai mengembangkan kawasan bisnis bernama Ngoro Business Park yang berada di Kabupaten Mojokerto.
Pengembangan kawasan yang berdiri di atas lahan seluas 2,5 ha ini akan terdapat area pergudangan, ruko, mal lifestyle bahkan hotel dan kos-kosan premium. Kawasan ini diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan para pelaku ekonomi kreatif, dari skala brand ternama hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Direktur LIFE, Balok Purwoko mengatakan pengembangan kawasan bisnis di Ngoro Kabupaten Mojokerto ini memiliki potensi yang cukup besar. Untuk area pergudangan, ada unit yang disediakan cocok untuk kalangan UMKM, yang memang membutuhkan gudang yang tidak terlalu besar dengan ukuran 180 m2.
“Jadi sasaran kita adalah UMKM dan para pelaku ekonomi kreatif untuk menyimpan stok barang di sini,” katanya di sela-sela Ground Breaking BP Ngoro, Senin (21/6/2021). Namun selain itu juga ada untuk skala industri dengan luas mulai 240 m2 hingga 420 m2.
Dia mengatakan untuk pengembangan area mall maupun ruko juga akan mengakomodir kebutuhan para pelaku usaha jasa dan perdagangan, seperti tenant dari pengusaha kafe, restoran, salon dan klinik kecantikan, toko fesyen, elektronik, bahkan hingga bengkel motor, mobil, sampai toko sepeda.
“Ambience-nya akan dibuat layaknya mall metropolitan tapi dengan sentuhan kearifan lokal Mojokerto. Harapannya ini juga akan menjadi tempat untuk menyambut wisatawan yang sedang mengunjungi destinasi wisata di Mojokerto, misalnya candi,” ujarnya.
Foto: Jajaran direksi dan shareholder LIFE, SPS Corporate Group saat proses peletakan batu pertama proyek Ngoro Business Park di Kabupaten Mojokerto, Senin (21/6/2021)
Sementara, lanjut Balok, untuk pengembangan hotel nantinya akan mengakomodir kebutuhan para pengusaha yang sedang bekerja/bertugas di industri-industri di Mojokerto, termasuk para wisatawan maupun segmen lainnya.
“Sedangkan untuk kos-kosan ini juga punya pasar premium yang potensial di Ngoro, utamanya adalah menyasar para pekerja, mungkin setingkat mulai manajer pabrik di sekitar, sehingga mereka tidak perlu lagi kos di Surabaya yang jauh dari tempat bekerjanya,” imbuhnya.
Balok pun optimistis dengan pengembangan kawasan bisnis ini, apalagi terdapat sekitar 27.000 karyawan bekerja di kawasan industri sekitar, dengan penghasilan rerata di atas Rp4,2 juta.
“Kita akan bangun di atas lahan seluas 2,5 hektar ini cukup untuk 99 unit dengan kapasitas yang berbeda-beda sesuai bisnisnya. Harapannya, roda perekonomian di Ngoro lebih kencang lagi, nggak hanya sibuk di jam kerja,” jelasnya.
Balok menambahkan, dalam tahap awal pembangunan akan dilakukan pada proyek gudang sebanyak 39 unit, serta ruko sebanyak 11 unit untuk dua lantai, dan 19 unit ruko satu lantai.
“Setelah pembangunan gudang dan ruko berjalan, pertengahan baru dibangun mall, 3 lantai, lalu disusul hotel dan kos-kosan. Hotel sendiri akan punya 42 unit kamar, dan untuk kos-kosannya 80 kamar,” jelasnya.
Proyek kawasan bisnis yang menelan investasi sekitar Rp200 miliaran ini ditargetkan rampung dan habis terjual hingga 2022.
Dalam kesempatan itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan Pemkab Mojokerto bersyukur di tengah kondisi pandemi, SPS Corporate masih berniat untuk melakukan investasi di Kabupaten Mojokerto.
“Pembangunan Ngoro Business Park ini merupakan satu harapan besar bagi kami pemerintah maupun masyarakat karena keberadaannya akan mendongkrak laju ekonomi di Mojokerto,” katanya.
Julius Komang, Owner Putra Boga Group yang cukup antusias dengan kehadiran Ngoro Business Park ini mengatakan bahwa akan mall di kawasan tersebut akan menjadi potensi yang besar terutama bagi pengusaha kuliner untuk menghadirkan gaya hidup masyarakat sekitar.
“Kehadiran Ngoro Business Park yang memiliki ruko, mall dan pusat belanja ini akan menjadikan gaya hidup masyarakat Mojosari, Mojokerto, apalagi pekerja di sini juga UMKnya sudah lumayan tinggi hampir seperti Surabaya dan Sidoarjo,” ujarnya.