Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Epidemiolog Pandu Riono: Lonjakan Kasus Covid-19 di Madura Sulit Dibendung

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Sampang, bahwa Kecamatan Sampang menjadi daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi per 5 Juni 2021.
Situasi kasus Covid-19 di Jawa Timur per 4 Juni 2021. JIBi/Bisnis-Nancy Junita @panduriono1
Situasi kasus Covid-19 di Jawa Timur per 4 Juni 2021. JIBi/Bisnis-Nancy Junita @panduriono1

Bisnis.com, JAKARTA – Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menyoroti adanya lonjakan kasus Covid-19 di Madura, tetapi masih dalam status berisiko rendah.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Sampang, bahwa Kecamatan Sampang menjadi daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi per 5 Juni 2021.

Terdapat 537 kasus positif dengan lima kasus aktif dan 20 orang telah meninggal.

“Laporan statistik dan kenyataan bisa berbeda. Kasus di Madura selama ini mungkin ditutupi, Tes juga ditekan. Lonjakan kasus di Madura sulit dibendung, nakes sudah terdampak, terutama bila varian baru juga ikut kontribusi. Perilaku manusia dan virus penyebabnya. @jokowi,” tulisnya dalam akun Twitter pada Senin (7/6/2021).

Jumlah kasus Covid-19 di Sampang memiliki gap yang cukup jauh dengan kecamatan lainnya yang masih di bawah 50 kasus.

Saat ini, kasus aktif di Kabupaten Sampang tercatat di Kedungdung, Ketapang, dan Sreseh. Namun, status seluruh daerah di Pulau Madura saat ini masih dinyatakan zona kuning atau disebut risiko rendah.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus tertinggi ke-4 setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Total kasus di Jatim mencapai 156.326. Namun, Jatim menjadi provinsi dengan kematian tertinggi yang mencapai 11.478 orang.

Pandu Riono juga menyoroti adanya lonjakan kasus di sejumlah kabupaten di Indonesia yang disebutnya sebagai imbas mudik Idulfitri.

Hal tersebut sejalan dengan temuan Juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito yang mengatakan adanya kenaikan kasus Covid-19 mingguan sebesar 15,1 persen setelah dua pekan libur Idulfitri, pada Jumat lalu.

Namun, angka tersebut masih lebih rendah dari pekan pertama yang naik cukup tinggi hingga 36,8 persen. Menurut Wiku, kenaikan ini sudah dapat mengklaim bahwa adanya dampak dari libur Idulfitri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper