Bisnis.com, SURABAYA - Produsen pipa baja las PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) tengah menjalankan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja sejalan dengan proyeksi penjualan tahun ini yang dipatok tumbuh 25 persen.
Corporate Secretary & Investor Relation Spindo Johanes W Edward mengatakan sejumlah upaya yang terus dilakukan perseroan di antaranya adalah penataan modal kerja terutama inventory manajemen dan efisiensi operasional termasuk penggantian mesin untuk memperpendek proses kerja dan meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku serta bahan penunjang.
“Selain itu, kami juga melakukan ekspansi penjualan dengan membuka depo dan kantor perwakilan untuk mendekatkan Spindo dengan end user,” katanya kepada Bisnis, Kamis (20/5/2021).
Dia mengungkapkan kinerja penjualan Spindo pada kuartal I/2021 ini pun sudah mencapai Rp1,067 triliun atau naik 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan laba bersih pada kuartal I/2021 mampu mencapai Rp109 miliar atau mencapai 62 persen dari kondisi laba bersih sepanjang 2020 yang mencapai Rp176 miliar. Bahkan jika melihat kuartal I/2020, perseroan mengalami kerugian Rp75 miliar.
“Meskipun laba bersih kuartal I ini sudah mencapai 62 persen dari laba bersih 2020, tapi manajemen belum akan melakukan revisi terhadap target 2021. Namun setidaknya Spindo menargetkan kenaikan penjualan 25 persen dengan mempertahankan margin-margin yang telah diraih,” imbuhnya.
Johanes mengatakan sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, hampir semua negara termasuk Indonesia memang mengalami pemulihan yang signifikan. Indonesia sendiri masih terkontraksi 0,74 persen, tetapi kondisi itu sudah merupakan kemajuan pesat dan memberikan harapan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat.
“Spindo pun merasakan pemulihan permintaan di sektor baja pada umumnya dan pipa baja pada khususnya. Meskipun harga baja masih dalam tren naik, tapi hingga saat ini permintaan dan daya beli masih dapat mengimbangi kenaikan harga tersebut,” imbuhnya.
Menurutnya, penyerapan produk baja dalam negeri saat ini terutama oleh pemerintah cukup konsisten sehingga kondisi ini menguntungkan bagi Spindo. Untuk itu, Spindo meyakini tahun ini kinerja akan menjadi lebih baik dari sebelumnya sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah terutama dalam mengendalikan Covid-19.
“Tentunya perkembangan program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan perlu sangat diperhatikan karena akan memberikan dampak bagi perekonomian,” imbuhnya.
Adapun Spindo sendiri saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 600.000 ton per tahun. Produsen pipa baja berkode saham ISSP itu pun memiliki 6 unit produksi yang tersebar di Jatim dan Jabar. Sekitar 64 persen hasil produksinya telah banyak digunakan untuk sektor infrastruktur, konstruksi, dan utilitas, sedangkan sisanya untuk sektor minyak dan gas serta otomotif hingga furnitur.