Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPID Jatim Upayakan Peningkatan Konsumsi Sekaligus Jaga Inflasi Nasional

TPID Jatim saat ini terus mendorong kerja sama perdagangan antar daerah agar bisa mendongkrak permintaan komoditas Jatim, sekaligus membantu provinsi lain dalam mengendalikan inflasi
Warga membeli beras murah pada pasar murah yang diselenggarakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di kantor kelurahan Ngletih, Kota Kediri, Jawa Timur./Antara-Prasetia Fauzani
Warga membeli beras murah pada pasar murah yang diselenggarakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di kantor kelurahan Ngletih, Kota Kediri, Jawa Timur./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, SURABAYA - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan konsumsi atau permintaan terhadap komoditas pangan Jatim yang dinilai masih belum optimal.

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan TPID Jatim saat ini terus mendorong kerja sama perdagangan antar daerah agar bisa mendongkrak permintaan komoditas Jatim, sekaligus membantu provinsi lain dalam mengendalikan inflasi.

“Setahun terakhir ini, TPID memang mendorong kerja sama antardaerah, seperti sekarang dengan Maluku Utara dan Tarakan. Ini adalah wujud dari pengendalian inflasi nasional karena Jatim adalah produsen yang surplus sehingga kita bisa membantu provinsi lain dalam mengendalikan inflasi,” jelasnya seusai Rakorwil TPID Jatim, Selasa (27/4/2021) malam.

Dia mengatakan inflasi yang terjadi di sejumlah komoditas bahan pokok di Jatim pun saat ini mencerminkan dari melimpahnya pasokan, tetapi tingkat permintaan masih di bawah normal.

“Inflasi di Jatim ini lebih mencerminkan pasokan melimpah tapi demand di bawah normal. Itu tandanya pertumbuhan ekonomi kita cenderung naik tapi masih belum normal,” imbuhnya.

Difi menyebutkan, sejumlah komoditas pangan di Jatim yang mengalami kenaikan harga pun termasuk bukan dalam tingkat kewaspadaan tinggi terhadap kenaikan permintaan.

“Jadi tidak ada komoditas yang perlu diwaspadai dengan tingkat sangat tinggi di Jatim, mungkin daging ayam sedikit, telur ada sedikit (kewaspadaan). Beras malah sangat stabil, karena kita sedang panen raya, termasuk tiket pesawat yang biasanya mempengaruhi inflasi, tahun ini tidak karena adanya larangan mudik,” ujarnya.

Dia menambahkan momen Lebaran tahun ini pun diperkirakan tren peningkatan demand masih kurang dibandingkan kondisi Lebaran sebelum pandemi yang umumnya selalu meningkat.

“Kami perkirakan, perekonomian Jatim belum akan benar-benar pulih pada kuartal II ini, tapi baru bisa full recovery pada kuartal III nanti,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper