Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki sejumlah program pengawasan dan perbaikan lingkungan guna menjaga kelestarian alam sekaligus pencegahan bencana.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan beberapa program perbaikan lingkungan tersebut di antaranya seperti program revegetasi di kawasan hutan-hutan gundul dengan cara aeroseeding, serta program yang melihatkan masyarakat yang diberi nama Relawan Jogo Kali.
“Di Hari Bumi ini, saya berpesan bahwa ini momentum untuk kembali menyamakan kesepahaman untuk menjaga kelestarian bumi dan bersikap ramah terhadap bumi karena ini tanggung jawab bersama demi kelestariannya agar bisa terus dirasakan oleh anak cucu di masa mendatang,” katanya, Kamis (22/4/2021).
Dia mengatakan Pemprov Jatim sendiri berkomitmen untuk terus melanjutkan gerakan re-vegetasi di tempat-tempat hutan gundul. AKhir tahun lalu, Pemprov Jatim bersama dengan TNI sudah melaksanakan kegiatan aeroseeding atau penebaran benih tanaman/pohon di wilayah Malang Raya dengan melalui udara oleh Skuadron 4 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh.
“Kegiatan revegatasi ini dilakukan di atas Gunung Arjuna, Gunung Kawi, dan kawasan Budug Asu dengan tujuan menghijaukan kembali hutan kita, dengan begitu bencana longsor, banjir dan kebakaran hutan bisa diantisipasi,” jelasnya.
Menurutnya, program yang sudah dilakukan tersebut memang tidak bisa langsung dirasakan dampaknya. Setidaknya butuh 3 - 5 tahun, benih yang ditabur tersebut akan tumbuh.
Baca Juga
Sementara, program Relawan Jogo Kali saat ini dilakukan terutama di kawasan pinggiran dua sungai terbesar di Jatim yakni Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo mengingat kondisi mutu air baku di sungai ini sudah tidak seperti dulu.
“Relawan jogo kali ini fokusnya adalah menjaga sungai dari perilaku pencemaran dan perusakan biota. Tujuannya memastikan baku air tersebut tidak semakin rusak, syukur-syukur bisa menjadi semakin baik,” katanya.
Khofifah menambahkan dalam menjaga kelestarian sungai tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja tetapi butuh peran serta dari masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dari pencemaran limbah atau sampah.
“Apa yang kita ambil dari bumi, harus kita kembalikan dengan menjaga kelestariannya, dan sepatutnya masyarakat turut berpartisipasi dalam menjaga mutu air baku kita,” imbuhnya.