Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garam Impor Bakal Masuk Indonesia, Ini Langkah Pemprov Jatim

Kadis Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Jatim menegaskan kebijakan importasi garam yang ditetapkan Pemerintah Pusat hanya untuk memenuhi kebutuhan industri.
Pekerja menyiapkan garam yang akan dikemas di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (5/4/2021). Dalam dua bulan terakhir harga garam di daerah itu naik dari Rp450.000 menjadi Rp500.000 per ton karena ada kenaikan permintaan dari pengusaha lokal./Antara-Saiful Bahri.
Pekerja menyiapkan garam yang akan dikemas di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (5/4/2021). Dalam dua bulan terakhir harga garam di daerah itu naik dari Rp450.000 menjadi Rp500.000 per ton karena ada kenaikan permintaan dari pengusaha lokal./Antara-Saiful Bahri.

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengupayakan pengawasan agar garam impor jika telah tiba di Tanah Air tidak dijual untuk konsumsi dan aneka pangan, setelah Pemerintah Pusat menetapkan importasi untuk tahun ini sebanyak 3,07 juta ton.

Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Gunawan Saleh menegaskan kebijakan importasi garam yang ditetapkan Pemerintah Pusat hanya untuk memenuhi kebutuhan industri.

"Untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga dan aneka pangan menggunakan garam rakyat dari petani lokal," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin.

Tercatat sepanjang tahun lalu hasil panen petani garam se- Jawa Timur sekitar 300.000 ribu ton, menurun drastis dibanding hasil panen tahun 2019 yang mencapai 900.000 ton.

Gunawan mengungkapkan, penurunan hasil panen tersebut disebabkan banyak petani di wilayah Jawa Timur telah mengalihfungsikan lahan tambaknya untuk komoditas lain.

"Gara-gara produk garam yang dipanen kebanyakan tidak terserap pasar," ujarnya.

Padahal, Gunawan menandaskan, meski dikerjakan secara konvensional, 65 persen dari keseluruhan hasil panen tersebut kualitasnya tidak kalah dengan garam impor.

"Sebab kami sudah gencar melakukan penyuluhan dan membagikan alat untuk peningkatan kualitas garam terhadap para petani," katanya.

Sementara terdata sampai hari ini, Jawa Timur masih memiliki stok garam sebanyak 469.000 ton.

Kadis gunawan memastikan tidak ada alokasi khusus garam impor untuk wilayah Jawa Timur karena akan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan industri nasional.

"Sebenarnya impor garam itu untuk industri. Bukan untuk konsumsi. Tapi rembesannya, memang kita pernah menemukan di pasaran produksi garam dari impor dijual untuk konsumsi. Itu tidak boleh," tuturnya.

Untuk itu, lanjut Gunawan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan melakukan pengawasan agar garam impor jika telah tiba di tanah air tidak dijual untuk konsumsi rumah tangga dan aneka pangan. Dengan begitu hasil panen garam rakyat memiliki peluang terserap pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper