Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beberapa Hari Terakhir Sungai Tambak Wedi di Surabaya Berbusa, Ada Apa?

DLH memantau dan memeriksa busa yang muncul di muara Sungai Tambak Wedi
Nelayan beraktivitas di muara Sungai Tambak Wedi yang permukaannya penuh busa putih di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/3/2020)./Antara
Nelayan beraktivitas di muara Sungai Tambak Wedi yang permukaannya penuh busa putih di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/3/2020)./Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Busa yang dalam beberapa hari terakhir muncul di Sungai Tambak Wedi di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, terjadi akibat cemaran limbah rumah tangga menurut pejabat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.

Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Kota Surabaya Ulfiani Ekasari di Surabaya, Selasa (24/3/2021), mengatakan bahwa sekitar 80 persen dari polutan yang masuk ke Sungai Tambak Wedi berasal dari rumah tangga.

"Hal itu yang kemudian menyebabkan muara sungai berbusa karena kandungan surfaktan menurunkan tegangan pada permukaan air," katanya.

"Nah, surfaktan ini akan menurunkan tegangan permukaan ketika ada pengadukan atau misal dari pompa yang jalan dan sebagainya. Jadi karena ada polutan yang masuk terutama dari organik detergen, sehingga kalau ada pengadukan itu timbul busa," tukas Ulfiani.

DLH, menurut dia, memantau dan memeriksa busa yang muncul di muara Sungai Tambak Wedi dan menyimpulkan bahwa polutan itu berasal dari rumah tangga.

"Sungai Tambak Wedi rutin kita ambil sampling. Kemarin kita sudah susuri bersama pihak kepolisian juga. Pengendalian memang harus dilakukan dari sumbernya, rumah tangga," katanya.

Dalam upaya mencegah pencemaran sungai, Pemerintah Kota Surabaya telah mendorong masyarakat membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal.

"Total IPAL komunal di Surabaya ada sekitar 200-an. Tujuannya untuk mengendalikan polutan yang ada di rumah tangga, dari greywater (air bekas mandi, cuci, kaskus).”

Selain itu, DLH berusaha memastikan perusahaan-perusahaan yang berada di dekat aliran sungai memiliki IPAL saat mengajukan izin operasi.

"Kami juga melakukan pengawasan yang ketat," katanya.

Pemerintah kota juga membantu pembangunan IPAL di puskesmas dan sentra usaha. Tujuannya untuk mengendalikan polutan yang masuk ke sungai. Namun demikian, upaya yang paling efektif untuk mencegah pencemaran sungai adalah mengelola limbah rumah tangga.

Dia juga mengemukakan pentingnya sinergi antar-pemerintah daerah dalam mengatasi masalah pencemaran sungai.

"Kalau terkait dengan sungai kita tidak bisa kerja sendiri, karena harus menyeluruh, dengan kabupaten atau kota lain," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper