Bisnis.com, SURABAYA - Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur bekerja sama dengan Hallmar Business School Surabaya menggelar workshop bagi para pelaku industri kuliner sebagai bagian dari upaya membangkitkan kembali industri yang sempat drop akibat pandemi.
Ketua Apkrindo Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan sesuai visi misi Apkrindo yang menaungi para pengusaha food and beverage (F&B), pihaknya ingin berbagi ilmu dan pengetahuan kepada pelaku usaha dalam mengembanghkan bisnis kulinernya terutama di masa pandemi seperti sekarang.
“Visi kami ini pun sejalan dengan cita-cita Hallmar Business School yang ingin menciptakan entrepreneur baik di bidang footwear maupun F&B. Begitu juga dengan kami yang ingin membangkitkan industri kuliner secara masif,” katanya di sela-sela Workshop Spirit of Excellence, Selasa (8/12/2020).
Dia menjelaskan dalam workshop itu diikuti oleh para pelaku usaha kafe dan restoran yang mengirimkan karyawannya di tingkat manajer atau supervisor, dengan harapan ilmu dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan restoran itu bisa ditularkan kepada seluruh karyawannya.
“Workshop yang diikuti 15 peserta dari sejumlah kafe dan restoran di Surabaya ini dilakukan selama 9 sesi dalam 2 minggu. Setelah itu ada evaluasi, selesai mendapatkan sertifikat kelulusan dan diharapkan mereka bisa jadi profesional server yang baik,” imbuhnya.
Tjahjono mengungkapkan pandemi cukup memukul industri kuliner lebih awal, tetapi kini menjadi sektor yang bangkitnya lebih cepat bahkan mulai tumbuh pelaku-pelaku baru di segmen UMKM.
Baca Juga
“Memang awal pandemi omZet rata-rata kafe dan restoran itu drop sampai 10 persen, setelah re-opening ekonomi sudah mulai meningkat rata-rata sudah 70 persen, tapi ada juga yang kesulitan hanya bisa 40 persen,” imbuhnya.
Tjahjono menambahkan kerja sama dengan Hallmar juga akan terus berkelanjutkan salah satunya dalam mencetak tenaga kerja yang siap pakai di bidang F&B. Hallmar sendiri memiliki program pendidikan/pelatihan bagi tingkat lulusan SMA/SMK yang siap bekerja dan nantinya akan disalurkan ke industri kuliner.
“Tentunya kita pebisnis lebih suka ambil pekerja yang sudah terlatih, untuk itu kerja sama dengan Hallmar sangat membantu para pelaku usaha/owner dalam mempekerjakan tenaga profesional,” imbuhnya.
Managing Director Hallmar Business School, Michael Adiwijaya mengatakan Hallmar memiliki tiga konsentrasi pendidikan/pelatihan, di antaranya bisnis di bidang persepatuan/ footwear, bidang F&B preneur dan family business.
“Untuk family business ini ditujukan bagi entrepreneur yang memang ingin meneruskan usaha orang Tuanya, terkadang banyak yang tidak mau karena tidak cocok. Padahal di Indonesia ini, family business kebutuhannya besar, 95 persen usaha di Indonesia merupakan usaha yang turun temurun ke anak cucunya,” ujarnya.
Michael menambahkan untuk segmen Footwear dan F&B Preneur, Hallmar sudah mensosialisasikan programnya ke 174 sekolah di Indonesia baik SMA dan SMK untuk menjaring peserta yang akan mengikuti pendidikan selama 12 bulan untuk siap kerja.
“Dan bukan tidak mungkin peserta ini hanya bekerja di perusahaan orang lain tetapi bisa menjadi pengusaha itu sendiri,” imbuhnya.
