Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi kembali mengizinkan pelaksanaan umroh bagi jemaah dari berbagai benua di dunia.
Berdasarkan informasi dari Atase Perhubungan Indonesia di Jedah, untuk sementara yang diizinkan membawa umrah adalah maskapai asal Arab Saudi yaitu Saudi Airlines, yang berlaku untuk semua negara asal jamaah yang disinggahi maskapai tersebut seperti di Timur Tengah, Eropa, Amerka Serikat, Asia, dan Afrika.
Langkah ini sebagai uji coba Pemerintah Saudi untuk mempermudah kontrol pemberlakuan protokol kesehatan. Uji coba dilakukan selama November-Desember.
Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan juga dengan Otoritas Penerbangan Arab Saudi, agar maskapai penerbangan nasional dapat juga mengangkut penerbangan umroh, dan dapat disertakan ke dalam sistem e-umrah.
Sebagai informasi, keberangkatan perdana jamaah umrah dari Indonesia sudah dimulai pada Minggu (1/11) pukul 10.45 WIB.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung pembukaan kembali penerbangan umrah dari Indonesia oleh Pemerintah Arab Saudi mulai Minggu, 1 November 2020, dan berharap jamaah tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Kami meminta jemaah tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat menggunakan pesawat maupun saat beribadah,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dilansir Antara.
Sebelumnya dalam Surat Edaran Nomor 0049/ASPHURINDO/SS/X/2020 dari Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan In-bound Indonesia (Asphurindo) tertuang beberapa ketentuan umrah 1442H yang kembali dibuka di masa pandemi, berdasarkan regulasi yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi dan Indonesia.
Kuota umrah jamaah Indonesia kurang lebih per hari 800 sampai 1.000, kemudian visa telah dibuka 1 November, dan penerbangan hanya diperbolehkan dengan pesawat Saudia Airlines dari Jakarta-Jeddah-Jakarta 1 hari 1 kali. Kemudian, jamaah hanya diberi jatah satu kali umrah, dan bus hanya boleh diisi 20 orang.
Selanjutnya, jamaah diperbolehkan hanya yang berusia 18-50 tahun, diwajibkan tes PCR 72 jam sebelum keberangkatan dari dan ke Jakarta (Indonesia).
Lalu, diwajibkan karantina tiga hari di hotel Saudi, diwajibkan memakai hotel bintang 4 atau 5 selama di Saudi, satu pemesanan visa terdiri dari 50 orang, jatah kuota visa seluruh dunia 10 ribu per hari dan pajak Saudi naik 30 persen, maka harga paket umrah akan naik.
Baca Juga : Kementerian Agama Persiapkan Haji dan Umrah 2021 |
---|
Dari Bali diberitakan, Kepala Sie Pembinaan Haji dan Umrah Kementerian Agama Bali Nadlah mengatakan meski Arab Saudi telah membuka kembali ibadah umrah, ratusan jemaah di Bali masih menunggu jadwal keberangkatan dari masing-masing travel.
"Ya kurang lebih ada 150-an jamaah. Mereka sudah mendaftarkan diri tapi belum ada jadwal keberangkatan. Ada yang sudah lunas beberapa tahun lalu, tapi tertunda karena Covid ini. Jadi menunggu untuk keberangkatannya saja," kata Nadlah saat dihubungi di Denpasar, Senin (2/11/2020).
Kepala Bidang Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tabrani di Jakarta, menjelaskan tata cara pelaksanaan umrah di saat pandemi Covid-19 berbeda. Jamaah melakukan ibadah sa’i (lari kecil) secara terbatas.
“Jamaah baru diizinkan untuk melaksanakan umrah hanya satu kali sa’i dalam satu hari selama tiga jam,” kata dia.
Setibanya di Indonesia, jamaah umrah harus dikarantina kembali. Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta menyiapkan Asrama Haji Pondok Gede untuk memantau kesehatan mereka.
Sementara itu salah satu agen perjalanan ibadah umrah di kawasan Cengkareng Jakarta Barat Jannah Firdaus berencana memberangkatkan 150 jamaah umrah pada 22 November 2020.
Direktur Utama PT Jannah Firdaus Bambang Cahyadi mengatakan pemberangkatan ratusan jamaah tersebut tinggal menunggu aturan dari Kementerian Agama RI. Namun Jannah Firdaus tak dapat menarget.
“Dengan kuota yang terbatas, kita masih belum punya target sekian, kecuali nanti kalau sudah kembali normal. Target kami misalnya, bulan Februari sampai Juni sekitar 10.000 jamaah,” ujar dia.