Bisnis.com, SURABAYA – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin Kota Surabaya jatuh ke pihak yang hanya andalkan modal besar dalam Pilkada Kota Surabaya 2020.
Hasto menegaskan itu dalam konsolidasi PDIP di Jawa Timur terkait Pilkada Serentak 2020, Minggu (30/8/2020).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menugaskan elite DPP PDIP seperti Hasto, Djarot Saiful Hidayat, Tri Rismaharini, Arif Wibowo untuk melakukan konsolidasi.
“Jawa Timur ditargetkan kemenangan setidaknya 13 kabupaten/kota. Ini positif dan dengan gotong royong kita capai target tersebut dengan penuh keyakinan,” tegas Hasto dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (30/8/2020).
Hasto mengatakan bahwa pilkada bukan sekadar tampilkan calon secara sembarangan.
“Bagi PDI Perjuangan, baru menjadi calon saja sudah harus memenuhi kriteria ideologi Pancasilais, memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat, dan bertanggung jawab bagi masa depan,” katanya.
Terlebih Surabaya menjadi ikon begitu banyak identitas keberhasilan seperti smart city, the green city, the cultural city, dan menyandang predikat Kota Paling Bersih.
Karena itulah, Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia akan dijaga dan dilindungi oleh seluruh anggota dan kader partaiyang menyatu dengan rakyat untuk dimenangkan dalam pilkada serentak tahun 2020.
Atas dasar hal itu, tegas Hasto, PDIP tidak ingin Kota Surabaya jatuh ke tangan yang salah ataupun jatuh kepada mereka yang hanya mengandalkan modal besar, dan di belakangnya berdiri mereka yang ingin mengubah tata kota hanya karena berburu kepentingan kapital.
“Kepemimpinan ke depan Kota Surabaya adalah kesinambungan visi dan misi sebagaimana sudah diletakkan oleh Wali kota Mas Bambang DH, Bu Risma dan terutama kesinambungan harapan bagi wong cilik agar Surabaya tetap dipimpin oleh mereka yang memiliki jiwa kerakyatan,” tambahnya.
Seperti diketahui, hingga kini PDIP belum mengumumkan nama bakal calon wali kota yang diusungnya di Pilkada Kota Surabaya 2020.