Bisnis.com, MALANG - Pelaku usaha miko kecil menengah (UMKM) di Kota Malang didorong memanfaatkan platform ekonomi digital di tengah pandemi Covid-19.
Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang medorong percepatan pemanfaatan platform digital bagi UMKM di era pandemi Covid-19 dengan memberikan pelatihan dan pendampingan serta fasilitasi akses ke lembaga jasa keuangan.
Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan pandemi Covid-19 telah berdampak pada perekonomian Indonesia khususnya di Kabupaten Malang dan tidak terkecuali terhadap pelaku UMKM. Aktivitas masyarakat secara online tak terelakan lagi keberadaannya, terlebih untuk memenuhi anjuran pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang massif, baik dengan cara melakukan social distancing maupun physical distancing.
“Segala aktivitas masyarakat sekarang mulai bergeser dari offline menjadi secara online, baik itu berupa aktivitas rutin maupun nonrutin,” katanya di sela-sela “Digitalisasi UMKM 4.0” di Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Kamis (23/7/2020).
Kondisi inilah, kata dia, yang perlu dicermati pelaku UMKM. Jika UMKM ingin survive diera adaptasi kebiasaan baru, maka mereka harus mampu memberi layanan online pada pembelinya.
Karena alasan itulah, sebagai bentuk dukungan pengembangan UMKM di masa pandemi, Otoritas Jasa Keuangan Malang melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Kabupaten Malang mendorong UMKM untuk dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan perilaku pasar a.l melalui digitalisasi UMKM.
Lewat pelatihan tersebut, dia berharap,pelaku UMKM yang terlibat dalam kegiatan ini dapat ditingkatkan kompetensi digitalnya a.l strategi bisnis, connecting to market place, social media handling, dan branding.
Beberapa faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha, menurut dia, yakni akses pasar, permodalan dan penguatan sumber daya manusia (SDM). Karena itulah dengan pelatihan ini, maka diharapkan UMKM mendapatkan manajemen skill.
Setelah pelatihan, UMKM nantinya akan didampingi oleh komunitas Jagoan Indonesia, komunitas penggiat UMKM di Indonesia, selain nantinya diberikan akses permodalan.
Setelah kegiatan pelatihan dan pendampingan selama kurang lebih satu bulan akan dilakukan monitoring dan dan evaluasi selama tiga bulan. Tindak lanjutnya, berupa business matching antara pelaku UMKM dengan lembaga jasa keuangan, sehingga dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan tersalurkannya kredit/pembiayaan bagi para pelaku UMKM sehingga tercapai perluasan akses keuangan.
“Melalui digitalisasi, kami berharap UMKM akan siap bersaing di tengah era adaptasi kebiasaan baru. Ketika UMKM sudah dapat eksis dan kuat di era adaptasi kebiasaan baru,
diharapkan UMKM dapat tampil menjadi penyelamat serta penyangga ekonomi nasional di tengah krisis akibat Covid-19,” ucapnya.
Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, menegaskan pemanfaatan platform digital suatu keniscayaan, terutama di era pandemi ini. Di era ini, usaha harus jalan, namun juga tetap menerapkan physical distancing. Karena itulah, solusinya lewat pemanfaatan platform digital.
Pemerintah sendiri, dia menegaskan, berkomitmen mengembangkan UMKM di era pandemi. Lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), maka pemerintah mengalokasikan Rp370 triliun untuk membantu sektor UMKM agar bisa bergerak.
Sekretaris Daerah Kab. Malang Wahyu Hidayat menegaskan penggunaan platform digital bagi UMKM suatu keniscayaan di era Covid. Mereka perlu dilatih karena berdasarkan hasil survei BPS 2019, hanya 14,08% dari total UMKM yang memanfaatkan platform digital, sedangkan jenis UMKM yang memanfaatkan platform tersebut, yakni industri makanan dan minuman rumahan.