Bisnis.com, JAKARTA - Aturan ketat diberlakukan kepada santri dan pengunjung Pondok Pesantren Gontor di Jawa Timur.
Untuk mengantisipasi penularan virus Corona penyebab Covid-19, santri sementara dilarang menggunakan kendaraan umum. Selain itu, pengunjung pun tidak diizinkan memasuki area pesantren.
Larangan itu disampaikan Pengelola Pondok Pesantren Gontor melalui jumpa pers secara daring.
"Tidak boleh pakai kendaraan umum," kata Pembina Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pondok Pesantren Gontor KH Amal Fathullah Zarkasyi dalam jumpa pers via daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Rektor Universitas Darussalam Gontor itu mengatakan pondok pesantren menerapkan kebijakan tersebut dalam upaya menekan risiko penularan Covid-19 pada santri. Baru-baru ini sejumlah santri Gontor tertular Covid-19.
Menurut Amal, pondok pesantren menyediakan mobil sewa bagi santri agar mereka tidak menggunakan angkutan umum.
Baca Juga
Amal menambahkan alumni Pesantren Gontor di daerah membentuk satuan tugas yang mengatur pemberangkatan santri kembali ke pondok pesantren guna meminimalkan risiko penularan Covid-19.
Amal menjelaskan bahwa protokol pencegahan Covid-19 diterapkan di lingkungan Pondok Pesantren Gontor untuk mencegah penularan virus Corona.
Pengelola pondok pesantren melarang pengunjung memasuki area pesantren.
Selain itu, pengelola Pondok Pesantren Gontor melarang santri menggunakan alat makan bersama.
"Masker harus punya, piring harus punya sendiri-sendiri, shalat diberi jarak, tenaga pengajar pakai masker," kata Amal.
Berkenaan dengan biaya untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren, Amal mengatakan tidak sampai mengeluarkan banyak dana.
"Kami tidak keluarkan banyak, hanya sedikit, hanya fasilitas cuci tangan dan sebagainya," kata Amal.
Sementara itu, berdasar keterangan resmi Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Senin (20/7/2020), enam Santri Gontor yang dirawat di RS Lapangan Indrapura dinyatakan sembuh.
Selain itu, dua santri Temboro juga dinyatakan sembuh. "Dengan demikian keseluruhan 13 orang dari cluster Temboro Alhamdulillah dinyatakan sembuh," kata Ipong.
Ipong mengharapkan bertambahnya jumlah pasien yang sembuh menjadi penyemangat untuk menerapkan protokol kesehatan. "Supaya tidak bertambah pasien baru lagi," ujarnya.
Ipong mengajak semua pihak meningkatkan kedisiplinan, kewaspadaan, saling menjaga dan saling mengingatkan soal pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
Hingga Senin, kasus sembuh di Kabupaten Ponorogo tercatat sebanyak 91 orang, pasien meninggal 4 orang, dan pasien dalam masa isolasi 46 orang. Dengan demikian jumlah kasus keseluruhan sebanyak 141.
Dari total 141 kasus tersebut terdapat kelompok kasus Gontor 2 sebanyak 51 orang dengan 40 orang dinyatakan sembuh. Riwayat Surabaya 23 kasus, dengan 10 sembuh. PPIH Sukolilo kasus 8 (sembuh semua), Panjeng 4 (2 sembuh), dan kaus di wilayah lain sebanyak 29, dengan kasus sembuh 13 orang.