Bisnis.com, SURABAYA - PT Petrokimia Gresik tahun ini membangun pabrik Aluminium Flourida (AIF3) dan pabrik Soda Ash sebagai salah satu upaya perseroan untuk menjadi related diversified industry.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengatakan sejak pertama berdiri pada 1972, Petrokimia Gresik selalu melakukan hal-hal transformatif mulai dari memproduksi pupuk tunggal berbasis nitrogen dan fosfat, pupuk organik, pupuk hayati, hingga berkembang ke produk benih, pengendalian hama, probiotik, kapur pertanian, dan dekomposer.
"Untuk itu tahun ini, diusia ke 48 tahun, kami mulai menjadi perusahaan yang related diversified industry dari sebelumnya single industry firm," katanya dalam rilis, Jumat (10/7/2020).
Dia menjelaskan rencana pembangunan pabrik AIF3 baru itu nantinya akan menambah kapasitas produksi AIF3 sebelumnya menjadi dua kali lipat atau mencapai 25.000 ton per tahun.
"Pabrik ini mengolah limbah yang dihasilkan oleh pabrik asam sulfat menjadi bahan penolong untuk peleburan tembaga, sehingga akan mampu meningkatkan revenue," jelasnya.
Sedangkan pembangunan pabrik soda ash nantinya berkapasitas 300.000 ton. Petrokimia Gresik mengklaim bahwa pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan akan menjadi penopang penting dalam mendukung tumbuh kembangnya industri kaca dan deterjen dalam negeri.
Baca Juga
“Melalui program hilirisasi diharapkan Petrokimia Gresik semakin mampu melaksanakan tugas pokok sebagai penopang ketahanan pangan nasional, serta memperkuat industri kimia nasional,” imbuh Rahmad.
Selain itu, tambah Rahmad, melalui kerja sama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB), perseroan akan memproduksi Methyl Ester Sulfonate (MES).
"MES ini adalah bio-degradable surfactant yang dapat digunakan di sektor migas untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery)," imbuhnya.
Adapun pada tahun lalu perseroan meraup laba bersih sebesar Rp1,5 triliun atau 129 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 yang ditetapkan sebesar Rp1,16 triliun.