Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsep Staycation Jadi Strategi Pariwisata Banyuwangi

Banyuwangi menggalakkan staycation untuk memacu kembali pariwisata di daerah tersebut yang sempat menyusut akibat terhantam pandemi virus Covid-19.
Kaldera kawah Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur./Antara/Budi Candra Setya
Kaldera kawah Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur./Antara/Budi Candra Setya

Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berupaya menggairahkan kembali sektor pariwisata yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian daerah tersebut.

Bupati Banyuwangi Abdullah Anzwar Anas dalam kesempatan Live IG Bisnis.com pada Sabtu (4/7/2020), mengatakan dalam menuju era normal baru ini pemerintah menyiapkan skenario untuk memacu ekonomi.

Dia mengemukakan bahwa salah satu skenario itu ialah menggerakkan konsep staycation dalam sektor pariwisata, yang berarti wisatawan berwisata di satu tempat seperti hotel atau homestay tetapi tidak bepergian jauh dari lokasi tinggal.

"Ke depan staycation ini terus dikembangkan dan akan jadi pilihan berwisata di beberapa tempat di Banyuwangi. Jadi, wisatawan berlibur di satu tempat tapi tidak perlu keluar jauh, karena di sekitar hotelnya ada hiburan misalnya hotel pinggir pantai, atau gunung, dan lainnya," jelasnya.

Dia mengutarakan Pemkab Banyuwangi sudah mendata hotel-hotel, homestay, dan restoran yang siap menerima wisatawan dengan protokol kesehatan termasuk mengajak hotel-hotel untuk menyiapkan pertunjukan kebudayaan atau kegiatan lainnya di dalam hotel seperti berolahraga atau yoga.

Pihaknya juga melibatkan kelompok sadar wisata (pokdarwis) agar mengutamakan kesehatan saat menjual jasa wisata. Menurutnya, meski harga wisata yang ditawarkan sangat murah, kalau tidak memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19, usahanya bisa ditinggal konsumen.

"Kita juga minta pokdarwis atau pengelola wisata outdoor terutama, agar restoran buka hanya 6 hari, dan wisata dibuka hanya 5 hari dalam sepekan, sedangkan 2 hari lainnya digunakan untuk kegiatan bersih-bersih tempat itu sebelum kedatangan tamu lagi," ujarnya.

Anas, yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), juga mengakui bahwa tingkat kepatuhan masyarakat untuk menggunakan masker masih belum maksimal.

Namun begitu, sebelum normalisasi, pihaknya telah melibatkan tempat-tempat ibadah, dan tokoh agama untuk menyosialisasikan pentingnya menggunakan masker kepada jemaahnya.

"Jujur harus diakui bahwa kebiasaan pakai masker bukan perkara mudah, tetapi kami terus lakukan sosialisasi. Sekarang ini proses recovery terus berjalan, baik wisatanya maupun masyarakat itu sendiri, dan terus kami evaluasi," tuturnya.

Anas menambahkan beberapa tempat wisata outdoor yang sudah mulai buka pada Juli pun saat ini tetap memberlakukan pembatasan pengunjung seperti melakukan pendaftaran kunjungan melalui online.

"Salah satunya wisata Gunung Ijen, sekarang dibatasi, dan yang terjadi dalam 3 jam dibuka pemesanan lewat online sudah langsung habis. Namun, untuk wisata yang memerlukan pemandu seperti ini, kita sudah ada 91 tour guide tersertifikasi yang akan mengawal protokol," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper