Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UMKM Jatim Berharap Stimulus dan Akses Permodalan Hadapi Normal Baru

UMKM diyakini dapat memberikan kontribusi dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.
Pelaku UMKM Ini Berinovasi Luncurkan DIY Cookie Kit yang Mengasah Kreativitas./istimewa
Pelaku UMKM Ini Berinovasi Luncurkan DIY Cookie Kit yang Mengasah Kreativitas./istimewa

Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Timur berharap ada stimulus dari pemerintah yang mendorong lembaga keuangan seperti perbankan untuk memberikan akses permodalan di saat mulai menggenjot perekonomian.

Ketua Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Bambang Wahyuono mengatakan sudah 3 bulan ini semua sektor pembiayaan baik perbankan maupun koperasi tidak memberikan pembiayaan.

"Untuk itu komitmen secara bersama oleh semua sektor ekonomi, baik sektor keuangan perbankan, serta koperasi untuk bekerja sama dan saling sinergi memberikan iklim usaha yang kondusif bagi dunia UMKM," ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/6/2020).

Dia mengatakan UMKM diyakini dapat memberikan kontribusi dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu tanpa kerja sama antara pemerintah, pengusaha dan perbankan makan sektor UMKM tidak akan mampu berjalan dengan baik.

"Jika kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menurun, tentunya nanti berdampak yang sangat luar biasa terhadap bank dan tentunya pada usaha mikro itu sendiri. Kita mengetahui bahwa sumber pembiayaan mikro dan usaha kecil adalah dari perbankan," ujarnya.

Bambang mengatakan sebanyak 80 persen, anggota Hipmikindo Jatim tergolong skala mikro dan sangat bergantung pada rantai nilai perdagangan sektor lain seperti sektor pariwisata dan perdagangan ritel lainnya.

"Jadi bisa dikatakan pertumbuhan perekonomian secara umum saat ini harus dimulai dari sisi mikro yaitu para UMKM. Memang tidak mudah, tetapi pihak regulator harus terus mendorong maju UMKM," katanya.

Hipmikindo Jatim sendiri memiliki 2.000 anggota UMKM yang secara umum penjualannya anjlok 70 persen - 100 persen dalam beberapa bulan selama pandemi. Anjloknya penjualan UMKM ini juga bagian dari tutupnya tempat wisata termasuk pusat oleh-oleh yang 95 persen produknya seperti camilan dan suvenir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper