Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan industri pengolahan ikan menyebut tren pasar ekspor produk untuk segmen ritel naik hingga 20 persen selama pandemi Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengatakan kondisi tersebut terjadi lantaran pada masa pandemi ada kebiasaan baru masyarakat yang lebih memilih mengonsumsi makanan olahan di rumah dibandingkan di kafe atau restoran.
"Masyarakat yang selama ini biasanya makan di luar, tetapi karena pandemi lebih aman makan di rumah yang diolah sendiri. Jadi mereka kebanyakan belanja di supermarket ataupun online," katanya, Selasa (16/6/2020).
Dia mengatakan kondisi peningkatan pasar ritel untuk produk ikan olahan juga terjadi di pasar domestik dengan kondisi pandemi yang sama. Masyarakat kini cenderung memasak ikan olahan/kalengan yang setengah jadi karena lebih mudah.
Budhi pun mengatakan permintaan ekspor untuk sektor hotel, restoran dan kafe (horeka) memang sangat turun drastis.
"Dilaporkan kalau pendapatan Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang melayani konsumen horeka ini memang turun sampai 70 persen karena sektor horeka di dunia manapun banyak yang tutup," ujarnya.
Baca Juga
Budhi memaparkan, berdasarkan data Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), ekspor produk ikan olahan pada 2019 kebanyakan menyasar negara Amerika Serikat dengan kontribusi 37 persen, disusul China 17 persen, Jepang 13 persen Asean 11 persen, dan Eropa 8 persen.
Komoditas terbanyak yang paling diminati pasar ekspor yakni udang dengan kontribusi hingga 35 persen, lalu ikan tuna, cakalang dan tongkol 15 persen, serta jenis cumi, sotong dan gurita hingga 11 persen dan jenis rajungan serta kepiting mencapai 8 persen.