Bisnis.com, MADIUN - Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk penyelenggaraan tes cepat deteksi virus corona jenis baru bagi semua guru tingkat SD dan SMP yang ada di wilayah setempat.
"Pemkot sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp1 miliar untuk rapid test para guru. Hal itu sengaja dilakukan sebagai wujud penerapan tatanan normal baru di sektor pendidikan," ujar Wali Kota Madiun Maidi di Madiun, Senin (15/6/2020).
Sesuai data, secara keseluruhan ada sekitar 1.961 guru sekolah tingkat SD-SMP yang diharuskan menjalani tes cepat. Namun, pihaknya masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah pusat terkait jadwal masuk sekolah karena ada dua alternatif yang muncul, yakni pada 13 Juli 2020 atau 1 Januari 2021.
"Apabila sudah ditentukan masuk tanggal berapa, bulan apa ketentuan dari pusat, maka dua minggu sebelum masuk sekolah akan digelar rapid test untuk para guru," kata dia.
Nantinya ada tiga puskesmas yang akan melayani tes cepat bagi para guru tersebut. Kalau guru belum tes cepat tidak boleh mengajar dan tidak boleh masuk sekolah.
"Itu yang menjadi instruksi wali kota sehingga saat masuk sekolah nanti sudah ada kepastian para pengajar bersih dari corona," tegas Maidi.
Dana sebesar Rp1 miliar yang dianggarkan tersebut bukan hanya sekali tes cepat, namun untuk dua kali agar hasilnya lebih optimal.
Maidi juga meminta kepada dinas pendidikan dan sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan nantinya saat jadwal masuk sekolah dari pusat sudah keluar. Seperti mewajibkan siswa mengenakan masker di kelas, penerapan "physical distancing" atau jaga jarak, dan menyediakan tempat cuci tangan.
Sebelumnya, Pemkot Madiun juga telah melakukan tes cepat terhadap sebanyak 131 kepala dan pengawas SD-SMP di Kota Madiun. Hasilnya, semua dinyatakan nonreaktif.
Adapun, tes cepat itu merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19 sebelum kegiatan belajar mengajar dan penerimaan peserta didik baru (PPDB) diberlakukan pada Juli mendatang.