Bisnis.com, MALANG — Produsen garmen PT Kasih Karunia Sejati yang berlokasi di Kel. Bandulan, Kec. Sukun, Kota Malang banting setir dengan memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk menghindari PHK pekerjanya.
Direktur PT Kasih Karunia Sejati Wendy Juniarto menyampaikan sejatinya kami merupakan pabrik garmen dengan brand Emba. Banyak temen-temen dari rumah sakit menanyakan ke kami apa bisa dibantu membikin alat pelindung diri, maka kami coba akhirnya kami tawarkan dan diterima.
Awalnya produksi cuma 6.000 pieces, namun karena banyak permintaan yang direkomendasikan oleh beberapa rumah sakit bahkan sampai ke Jakarta, maka jumlah produksi meningkat. “Akhirnya sekarang jadi nasional semua instansi pesan ke kami,” ujarnya, Jumat (3/4/2020).
Saat ini, kapasitas produksi perusahaan ini mampu membuat 12.000 APD dan 20.000 masker per hari. Untuk menjaga mutu, maka APD dan masker yang diproduksi selalu dengan finishing water repellent.
Water repellent ini berfungsi untuk memastikan bahwa pori-pori bahan atau produknya telah rapat dan kencang, tak bisa ditembus oleh air. Ketika ada percikan air yang ada di permukaan bisa langsung dihilang dengan cara ditiup.
“Kami bikinnya yang nonboven jadi kita memang lebih berpori terus ada sedikit materi water repellent atau tahan air. Kalau yang masker-nya kami bikin dari katun dan bisa dicuci ulang dan kami bikin finishing juga dengan water repellent,” ucapnya.
Baca Juga
Dalam dua pekan terakhir ini, permintaannya meningkat sekali, namun dia tidak menjelaskan secara rinci berapa nominalnya dan apakah perusahaan mampu memenuhinya.
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan apresiasi kepada perusahaan Kota Malang yang juga ikut memproduksi APD. Perlengkapan APD yang mulai langka dijual ini, sangat dubutuhkan untuk membantu tenaga medis yang bertugas selama masa tanggap darurat Covid-19.
APD yang diproduksi perusahaan ini menggunakan bahan lokal dan sudah dikirim secara nasional ke rumah sakit, kepolisian, dan untuk donasi. “Ini asalnya perusahaan garmen terus geser menjadi pembuat APD. Salah satu kecerdasan saya kira dari pengusaha dan saya ucapkan terima kasih," ujarnya.
Agar tidak terjadi PHK secara besar-besaran, pengusaha harus bisa mengubah sebuah ancaman menjadi sebuah peluang. (K24)