Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperketat pengawasan jalur keluar/masuk antar wilayah kota/kabupaten melalui penutupan jalan, screening dan penyemprotan disinfektan guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pengetatan itu dilakukan seperti di jalur Suramadu dengan pemasangan alat penyemprot disinfektan drive thru di gerbang masuk Jembatan Suramadu dari sisi Madura maupun Surabaya.
"Kita melakukan proteksi dengan berbagai pemeriksaan berlapis. Disiapkan disinfektan drive thru di Suramadu, terminal juga disemprot dan dicek," katanya, Senin (30/3/2020).
Namun begitu, jika ada rombongan bus yang bukan mengangkut warga Madura maka petugas akan meminta rombongan tersebut untuk putar balik dan diminta untuk menunda perjalanan ke Madura.
Dia menegaskan, hingga kini pihaknya belum pernah memerintahkan untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah.
"Lockdown itu kewenangan pusat, kecuali ada isolasi RW atau RT, bahkan isolasi ada beberapa area. Kalau lockdown, saya ingin sampaikan bahwa itu kewenangan pusat, itu sudah clear, kita ikut garis pemerintah," tegasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memilih untuk melakukan pembatasan wilayah yakni dengan menutup akses masuk ke Trenggalek atau hanya membuka 3 jalur yakni jalan nasional Trenggalek - Tulungagung, Ponorogo - Trenggalek, dan Pacitan - Trenggalek.
"Ini dilakukan agar orang yang masuk ke Trenggalek bisa terdata dan terpantau oleh petugas gabungan di check point. Orang yang masuk ke Trenggalek juga akan dipantau pergerakannya, dan mendapat layanan kesehatan/observasi, juga wajib isolasi," jelasnya.
Pemkot Surabaya juga melakukan hal serupa yakni menyiagakan 19 posko yang tersebar di kawasan perbatasan antar kota seperti di Jl. A. Yani dan Karangpilang yang merupakan jalur keluar/masuk Surabaya - Sidoarjo, kawasan Pakal dan Driyorejo yang merupakan jalur Surabaya - Gresik, serta Kenjeran yang menghubungkan jalur Surabaya - Madura.
"Dalam posko itu dilengkapi dengan tenda, bilik strerilisasi, wastafel portable, dan hand sanitizer serta menyemprot kendaraan yang melintas dengan disinfektan," kata Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Irvan Wahyudrajad.
Meski begitu, tambah Irvan, dalam screening di tiap posko, bila ada yang tidak memiliki kepentingan darurat, tidak diperkenankan masuk ke Surabaya.
Sejak, 27 Maret lalu, Pemkot Surabaya bersama dengan petugas polisi sudah mulai menutup sejumlah ruas jalan-jalan utama untuk menerapakan physical distancing seperti Jl. Tunjungan, Jl. Raya Darmo atau Taman Bungkul, dan menutup tempat-tempat hiburan serta menertibkan kerumuman orang di warung-warung.