Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akademisi : Informasi Soal Corona Berlebihan, Picu Kepanikan

Secara kuantitas masih jauh dibandingkan dampak virus ebola maupun flu babi.
Pedagang melayani calon pembeli masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Menurut keterangan pedagang, harga masker di pasar Pramuka mengalami kenaikan yang semula dihargai Rp195.000 hingga ribu Rp250.000 per box naik menjadi Rp1.700.000 tergantung merek, karena mewabahnya virus corona di sejumlah negara./ ANTARA - Galih Pradipta
Pedagang melayani calon pembeli masker di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Menurut keterangan pedagang, harga masker di pasar Pramuka mengalami kenaikan yang semula dihargai Rp195.000 hingga ribu Rp250.000 per box naik menjadi Rp1.700.000 tergantung merek, karena mewabahnya virus corona di sejumlah negara./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, SURABAYA - Pakar komunikasi asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai informasi tentang virus corona over communicate atau berlebihan sehingga berdampak pada kepanikan global.

"Pertanyaannya, mengapa corona sangat kuat pengaruhnya terhadap kepanikan global? Padahal secara kuantitas masih jauh dibandingkan dampak virus ebola maupun flu babi," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Rabu (6/2/2020).

Salah satu buktinya, kata dia, kebijakan larangan perjalanan yang akan diterapkan pemerintah Indonesia terhadap barang-barang impor dari China.

Menurut dia, perilaku over communicate saat ini memang disebar di media massa maupun media sosial.

Untuk mengurangi kepanikan global, ia berpendapat tidak semua informasi harus dipublikasi, terlebih dengan sangat telanjang media membeberkan ancaman virus corona yang justru akan menimbulkan kepanikan.

"Jangan ada kesimpangsiuran Informasi. Pemerintah Indonesia segera melakukan antisipasi dengan cepat dan melibatkan kalangan universitas, para ahli kesehatan, ahli virus yang memiliki kredibilitas sebagai sumber informasi," ucapnya.

Di sisi lain, untuk merespons kegaduhan masyarakat terkait menyebarnya virus corona, Unair telah menggelar rapat sejumlah pihak.

Unair yang memiliki Lembaga Penyakit Tropik (LPT) atau "Institute of Tropical Diseases" dapat melakukan diagnosis terhadap virus corona.

"Unair memiliki sarana prasarana berupa LPT dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi," kata Koordinator Penanganan Corona Universitas Airlangga Prof Soetjipto dr., M.S., Ph.D.

Pada prinsipnya, lanjut dia, Unair siap membantu pemerintah dalam mendeteksi seseorang yang terindikasi corona.

Prof Tjip menambahkan, melalui kerja sama dengan Kobe University, LPT Unair dapat melakukan akses ke GISAID di Jerman.

Ia menjelaskan, dengan mengakses Genome Coronavirus maka LPT Unair dapat mendapatkan primer yang spesifik untuk mendeteksi Coronavirus 2019 dengan akurasi 99 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper