Bisnis.com, SURABAYA – PT Intiland Development Tbk tahun ini memproyeksikan penjualan berbagai jenis properti di Surabaya bisa mencapai Rp700 miliar salah satunya dengan membidik segmen pasar landed house melalui pengembangan klaster-klaster baru.
Direktur Marketing Intiland Surabaya, Harto Laksono, mengatakan secara total korporat tahun ini membidik penjualan properti bisa Rp2,5 triliun. Sedangkan khusus proyek di Surabaya yakni Rp700 miliar.
“Target tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp675 miliar. Hanya saja tahun lalu realisasi penjualannya cuma Rp425 miliar dari target yang ditetapkan,” katanya saat Media Gathering Intiland, Selasa (14/1/2020).
Dia menjelaskan, tahun lalu untuk proyek high rise seperti apartemen dan office penjualannya hanya tercapai 75%, sedangkan proyek residensial tercapai 90% dari target.
Dari proyek eksisting residensial Graha Natura saja, tahun ini penjualannya pun ditarget Rp260 miliar, sedangkan Rp150 miliar berasal dari proyek baru residensial di tempat lain.
"Jadi proyek landed house nanti kontribusinya 50% - 60%, sisanya proyek high rise seperti apartemen dan office," imbuh Harto.
Baca Juga
Menurutnya, kondisi pasar tahun ini masih cenderung sama dengan tahun lalu. Untuk itu, perseroan tahun ini juga tidak banyak meluncurkan produk baru tetapi pengembangan klaster baru lebih fokus.
GM Marketing Intiland Grande, Edison Tan menambahkan tahun ini perseroan fokus pengembangan klaster baru bernama Acacia di kawasan Graha Natura Surabaya Barat. Jumlah unit klaster ini juga hanya 65 unit dengan harga jual mulai Rp1,5 miliar – Rp3,1 miliar, dan hingga kini sudah 40% terjual.
“Lalu di kawasan ini juga ada ruko tahap 3 yang dipasarkan mulai Rp2,5 miliar dengan jumlah total 26 unit yang ditargetkan sampai akhir tahun ini selesai,” ujarnya.
Edison menambahkan sejauh ini pembeli residensial di Graha Natura merupakan segmen milenial mengingat harganya cukup terjangkau di kelasnya. Pembeli kebanyakan juga pembeli baru dari Jatim dan sebanyak 15% merupakan captive market.
“Sebanyak 70% pembeli juga menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR),” imbuhnya.
Perseroan optimistis target penjualan properti tahun ini bisa tercapai karena didukung oleh perbankan yang banyak memberikan program suku bunga menarik, dan sejalan dengan kebutuhan residensial yang lebih stabil.