Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Mamin Jatim Diproyeksikan Tumbuh 30 Persen

Kinerja industri makanan minuman sampai akhir tahun ini masih bisa tumbuh 30% meski kondisi ekonomi tampak lesu.
Pekerja mengemas produk minuman kopi serbuk./Antara-Aditya Pradana Putra
Pekerja mengemas produk minuman kopi serbuk./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SURABAYA — Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Jawa Timur memperkirakan kinerja industri makanan minuman sampai akhir tahun ini masih bisa tumbuh 30% meski kondisi ekonomi tampak lesu.

Ketua Gapmmi Jatim Yapto Willy Sinatra mengatakan kinerja penjualan makanan dan minuman olahan Jatim sampai kuartal III/2019 masih bisa tumbuh antara 20% sama seperti tren pertumbuhan tahun lalu.

"Meski kondisi ekonomi kita kelihatan lesu dan stagnan ditambah isu resesi, tapi daya beli masyarakat kita masih cukup bagus untuk sektor mamin, karena sektor ini bisa tumbuh 20%," katanya, Selasa (22/10/2019).

Dia mengatakan industri makanan dan minuman masih cukup bagus dibandingkan sektor-sektor lain. Bahkan di kuartal terakhir yakni Oktober sampai Desember nanti masih ada momen penting yakni Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Biasanya saat momen Natal dan Tahun Baru produksi dan penjualan makanan dan minuman bisa tumbuh 30% dibandingkan hari normal, nah momen ini bisa menjadi andalan kita untuk meningkatkan kinerja," imbuhnya.

Bahkan, lanjutnya, setiap ada kegiatan-kegiatan, masyarakat kerap membutuhkan makanan minuman yang praktis, terutama untuk air minum dalam kemasan (AMDK) yang potensinya lebih besar di pasar domestik.

Sementara di pasar ekspor, produk makanan dan minuman tampak lebih ekspansif tahun ini mengingat terbukanya pasar-pasar baru di Afrika, termasuk adanya dukungan dari pemerintah yang memasukan sektor mamin ke dalam komoditas prioritas.

Secara nasional, ekspor makanan dan minuman olahan tahun ini diproyeksi bisa tembus US$8 miliar.

Memberi pernyataan di lokasi berbeda, Direktur Utama PT Siantar Top Tbk, Agus Suhartanto mengatakan pasar ekspor produk mamin saat ini cukup terbuka jika melihat ekspor produk Siantar Top tumbuh 20% tahun lalu.

"Kalau selama ini kontribusi ekspor kita hanya 10%, tapi semakin ke sini kontribusinya bertambah dengan harapan tahun ini bisa 20%," katanya.

Menurutnya, produk makanan snack yang sedang digemari di pasar asing terutama Jepang, China, Taiwan dan Korea Selatan adalah noodles snack.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper