Bisnis.com, SURABAYA - Sebanyak 43 asosiasi pengusaha yang tergabung Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur menggelar deklarasi bertema Bersatu dan Damailah Indonesia di Grand City Convex Surabaya pada 14 Oktober 2019.
Ketua Umum Forkas Jatim, Nur Cahyudi, mengatakan deklarasi ini digelar sebagai upaya untuk menjaga kerukunan sekaligus mewujudkan iklim usaha kondusif mengingat kondisi akhir-akhir ini banyak terjadi konflik sosial yang dikhawatirkan berdampak pada kelancaran kegiatan ekonomi.
“Kami para pengusaha dan pekerja menolak gerakan massa yang dapat memicu perpecahan masyarakat Indonesia, agar suasana tetap kondusif. Dengan demikian, kegiatan ekonomi berjalan normal dan ekspor terus meningkat serta investasi bisa masuk,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam deklarasi tersebut, Senin (14/10/2019).
Dia mengatakan deklarasi damai yang digelar ini juga sejalan dengan kebijakan Pemprov Jatim dalam merawat/menjaga kerukunan serta suasana damai di Jatim yang diistilahkan “Jogo Jawa Timur”.
"Untuk itu, Forkas mendukung aparat penegak hukum untuk menindak siapa pun yang berupaya memecah belah persatuan bangsa, karena suasana damai diperlukan supaya bisa menarik investor asing di sini," tegasnya.
Menurutnya, pentingnya investasi tersebut sejalan dengan jumlah angkatan kerja di Jatim yang terus bertambah tiap tahun serta untuk menekan angka pengangguran dibutuhkan keberlangsungan sektor industri.
Berdasarkan data BPS Jatim, tingkat pengangguran terbuka di Jatim mencapai 830.000 orang dan sebanyak 5 juta jiwa bekerja di bawah 5 jam per hari. Kondisi seperti ini perlu diatasi antara lain dengan mempertahankan keberlangsungan sektor industri.
Adapun deklarasi tersebut diikuti oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (Indonesian Sawmill and Wood Working Association/ISWA), Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo).
Selain itu ada Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan lainnya lagi dengan total 4.000 orang pengusaha.