Bisnis.com, MALANG – Menteri Pariwisata Arief Yahya menyarankan agar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari diarahkan pada kegiatan tourism dan digital economy karena dinilai lebih kompetitif dan peluangnya berkembangnya lebih memungkinkan.
"Sektor turisme paling mudah pengembangannya, namun justru potensi menghasilkan devisa, menyumbang PDB, maupun PAD tinggi, " katanya di sela-sela Kunjungan Kerja di lokasi KEK Singosari, Selasa (8/10/2019).
Namun permasalahannya, pengembangan pariwisata di Indonesia masih kecil bila dibandingkan negara tetangga. Di Thailand, sudah berhasil mendatangkan wisatawan sebanyak 30 juta/tahun, Malaysia 25 juta/tahun, dan Indonesia masih di kisaran 10 juta/tahun.
Oleh karena itulah, pemerintah mendorong mengembangkan sektor pariwisata dengan membentuk KEK. Lewat KEK bisa dilakukan akselerasi terhadap pembangunan sektor pariwisata.
Sektor parawisata digenjot dengan memprogramkan 10 destinasi wisata unggulan baru, salah satunya Bromo. Jatim juga responsif mengembangkan sektor pariwisata. Dari kegiatan pariwisata yang didukung pemerintah, Top 100, delapan kegiatan justru dari Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa setuju KEK Singosari diarahkan pada pengembangan tourism dan digital economy. "Saya harap KEK Singosari segera beroperasi," ucapnya.
Baca Juga
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Difi A. Johansyah menegaskan jika KEK Singosari berhasil maka Jatim akan dapat mengembangkan ekonomi kreatif dan turisme secara terpadu. Begitu juga dengan pengembangan industri digitalnya.
Bupati Malang M. Sanusi mengatakan dengan beroperasinya KEK Singosari maka kawasan tersebut diharapkan dapat menjadi ikon daerah tersebut, sedangkan Kab.Malang bisa menjadi jantung Jatim.
Direktur Utama PT Intelegensia Grahatama, pengelola KEK Singosari, David Santoso, menegaskan yang segera digarap pengembang pada aspek pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar dengan pertimbangan mengejar target beroperasi tiga tahun setelah ditetapkan. (k24)