Bisnis.com, SURABAYA – Menjelang Hari Raya Iduladha tahun ini harga sapi kurban mengalami kenaikan hingga Rp2juta – Rp2,5 juta/ekor dibandingkan hari normal akibat kebutuhan yang meningkat dan kurangnya pasokan.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPDS) Jawa Timur, Muthowif mengatakan kebutuhan sapi untuk kurban ini meningkat karena penyerapannya tidak hanya untuk Jatim tapi bahkan untuk luar Jatim.
“Kalau di Jatim saja, peningkatan permintaan mencapai 20% an, kalau sampai di luar Jatim meningkatnya bisa sampai 30%,” katanya, Rabu (31/7/2019).
Dia mengatakan daerah luar Jatim yang menyerap pasokan sapi kurban dari Jatim kebanyakan adalah Kalimantam, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sapi kurban yang diminta pasar adalah sapi asal Madura.
Menurutnya, peningkatan permintaan sapi asal Madura untuk kurban ini lantaran ukuran sapi yang relatif lebih kecil dibandingkan sapi Jawa.
Rerata berat badan sapi Madura ini sekitar 300 kg – 350 kg, dengan kisaran harga saat menjelang Iduladha sekitar Rp17 juta – Rp22 juta atau naik Rp2 jutaan dibandingkan hari normal.
Baca Juga
“Sedangkan sapi Jawa kan besar-besar badannya dan beratnya bisa 400 kg – 1 ton/ekor. Nah kalau yang besar ini kan tidak mungkin untuk kurban karena menyesuaikan kemampuan dana masyarakat yang akan berkurban. Sapi Jawa biasanya lebih banyak untuk sapi potong karena lebih untung kalau dijual sebagai daging segar,” jelasnya.
Muthowif menambahkan seharusnya pemerintah bisa mengatur kondisi pasokan sapi ini mengingat momen Iduladha merupakan peristiwa tahunan, sehingga harga sapi tidak fluktuatif saat permintaan meningkat.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim, populasi sapi potong di Jatim pada 2018 mencapai 4,6 jutaan ekor atau menyumbang 27% dari total populasi sapi potong di Indonesia.
Sementara populasi kambing di Jatim pada periode tersebut mencapai hampir 3,5 jutaan ekor atau menyumbang 19% dari populasi nasional, serta populasi domba sekitar hampir 1,4 jutaan ekor atau berkontibusi sekitar 8% dari populasi nasional.