Bisnis.com, MALANG—Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendorong generasi milenial untuk bangga sehingga dapat meneruskan usaha orang tuanya bahkan mengembangkan dalam budi daya dan mengolah kopi.
Dosen FISIP UMM M. Saprin Zahidi mengatakan upaya mendorong generasi milenial untuk senang dan bangga menjadi petani, memproses, hingga menangani bisnis hilir kopi lewat kegiatan literasi.l
“Komoditas kopi dan aktivitas ngopi menjadi alat pemersatu utamanya kelompok milenial,” katanya di Malang, Rabu (31/7/2019.
Disamping itu, komoditas kopi telah lama menjadi unggulan wilayah beriklim tropis, salah satunya yang berada di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di kecamatan dengan luas 135,57 km² tersebut menyandang predikat sebagai sentra kopi.
Sudah tiga generasi melakukan budidaya kopi. Salah satu desa di wilayah Kecamatan Dampit yang memiliki keunggulan komoditas perkebunan kopi tersebut adalah Desa Amadanom dengan luas wilayah 6,11 km².
Topografi desa yang berbukit ditambah dengan iklim yang mendukung, menjadikan Desa Amadanom sebagai primadona bagi komoditas tanaman kopi berjenis robusta.
Baca Juga
“Tetapi, meski begitu, potensi tersebut belum di dukung dengan komitmen generasi muda dalam melanjutkan proses regenerasi agar potensi perkebunan kopi robusta tersebut tetap eksis bahkan semakin ekspansif. Tidak sedikit diantara mereka yang lebih memilih menjadi pekerja migran bahkan sampai ke luar negeri,” ungkapnya
Fenomena tersebut menginspirasiTtim Pengabdian Masyarakat UMM yang diketuai M. Saprin Zahidi dan beranggotakan Hutri Agustino, Havidz Ageng dan Erfan Dani untuk mengajukan proposal Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) ke Ristekdikti untuk pendanaan Tahun 2019. Setelah melalui serangkain seleksi termasuk verifikasi lapang, proposal tersebut dinyatakan layak.
Sebagai awal dari pelaksanaan program tahun jamak tersebut adalah peluncuran kelas literasi kopi, Senin (29/7/2019) yang langsung dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Malang,Suwadji.
Kelas literasi kopi tersebut terbagi dalam delapan sesi tematik dengan melibatkan 25 kader petani kopi usia produktif yang tersebar dari beberapa dusun di wilayah Desa Amadanom.
Beberapa tema utama yang disampaikan oleh para narasumber mulai dari membangun mentalitas petani kopi kaum milenial sampai pada pengolahan kulit biji kopi menjadi pupuk cair sebagai nilai tambah (value added).
“Di akhir kelas, direncanakan akan digelar festival kopi robusta hasil dari proses kaderisasi yang sekaligus penyerahan sertifikat lulus pelatihan,” kata Saprin.
Kegiatan PPDM yang dilakukan para dosen UMM ini diharapkan mampu memberikan dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat lokal. Utamanya bagi mereka yang selama ini beranggapan bahwa menjadi petani kopi tidak memiliki gengsi