Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jatim memfasilitasi pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bertemu para pengusaha asal Tawau, Sabah Malaysia sebagai salah satu upaya meningkatkan ekspor dan perdagangan di perbatasan Kalimantan.
Kabid Perdagangan Internasional, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Nyoman Desak Siksiawati mengatakan sebelum menggelar business meeting di Surabaya, pemerintah Jatim dan Malaysia melakukan koordinasi untuk menyamakan misi perdagangan antar kedua negara.
“Setelah itu kami melakukan diskusi dan ternyata produk yang banyak dibutuhkan di sana adalah makan olahan, misalnya seperti sambal, saos, kerupuk dan komponen-komponen bangunan, juga bahan baku pupuk,” katanya seusai menggelar business meeting Jatim – Tawau Malaysia, Senin (22/7/2019).
Menurutnya, ekspor Jatim ke Malaysia bagian selatan atau yang berbatasan dengan Kalimantan tersebut masih sangat rendah, dan kebanyakan tujuan ekspornya ke Malaysia bagian barat. Padahal, pasar di perbatasan Malaysia – Kalimantan tersebut sangat besar apalagi banyak tenaga kerja Indonesia yang lama tinggal dan bekerja di sana.
“Dan mereka tentunya sangat kangen dengan makanan Indonesia seperti sambal dan kerupuk. Begitu juga dengan orang Malaysia itu sendiri, seleranya tidak jauh berbeda dengan kita,” katanya.
Berdasarkan Data Pusat Statistik (BPS) Jatim, nilai ekspor non migas Jatim ke Malaysia hingga semester I/2019 mencapai US$598 juta, turun 16,3% jika dibandingkan periode yang sama 2018. Khusus Juni 2019 saja, nilai ekspor non migas ke Malaysia mencapai US$97,5 juta turun 32,22% jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga
Ekspor non migas pada Juni lalu ke Malaysia hanya 4,65%, dan merupakan negara ekspor urutan kedua setelah Singapura untuk kategori ekspor ke negara-negara kawasan Asean. Secara total ekspor non migas Jatim terbesar masih dikontribusi oleh Jepang, disusul China dan Amerika Serikat.
Dalam kesempatan yang sama, Fungsi Ekonomi Konsulat RI untuk Tawau Malaysia, Septania Rubi Preswari menambahkan terdapat 24 pengusaha dari Malaysia yang datang ke Surabaya untuk melihat langsung produk-produk UMKM Jatim. Mereka bertemu dengan 30 pelaku UMKM yang siap menjajaki pasar ekspor.
“Saat ini memang sudah ada produk Surabaya yang dibawa ke Malaysia, tapi hanya beberapa. Untuk itu pengusaha dari Tawau ini datang untuk mengambil produk dari Jatim yang potensial untuk dibawa ke sana, karena selama ini produk yang banyak beredar di sana adalah produk China,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Septania, antara Kalimantan dan Tawau sangat dekat dan satu garis perbatasan. Hanya saja kerja sama perdagangannya masih sangat kurang jika dibandingkan dengan Malaysia barat, sehingga perlu ada dorongan dari kedua pemerintahnya