Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meyakinkan pembangunan empat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bakal selesai pada tahun ini.
Keempat PLTSa itu berada di Surabaya, Jakarta, Bekasi, dan Solo. Sebagai informasi, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 mengenai Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, sebanyak 12 daerah dipilih untuk menjadi percontohan PLTSa.
Adapun, daerah yang menjadi percontohan itu adalah Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Solo, Kota Surabaya, Kota Makassar, Kota Denpasar, Kota Palembang, dan Kota Manado.
“Pembangunan PLTSa di kota-kota tersebut, termasuk Bali, dimonitor langsung oleh Presiden Joko Widodo,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, dikutip dari keterangan resminya, Kamis (18/7/2019).
Menurut Agung, terhitung sejak tahun 2019 hingga 2022, pemerintah berkomitmen untuk membangun 12 PLTSa. Pembangkit-pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16.000 ton sampah per hari.
Surabaya (10 MW) akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listik berbasis biomassa tersebut dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan nilai investasi sekitar US$49,86 juta.
Baca Juga
Lokasi PLTSa kedua berada di Bekasi. PLTSa tersebut punya investasi US$120 juta dengan daya 9 MW. Selanjutnya, ada tiga pembangkit sampah yang berlokasi di Solo dengan daya 10 MW, Palembang sebesar 20 MW, dan Denpasar 20 MW. Total investasi untuk menghasilkan setrum dari tiga lokasi yang mengelola sampah sebanyak 2.800 ton/hari sebesar US$297,82 juta.
Sisanya, DKI Jakarta sebesar 38 MW dengan investasi US$345,8 juta, Bandung dengan daya 29 MW dan investasi US$ 245 juta, Makassar, Manado dan Tangerang Selatan dengan masing-masing kapasitas sebesar 20 MW dan investasi yang sama, yaitu US$120 juta.