Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak yang Meremehkan Proyek Infrastruktur BUMN, Ini Kata Menteri Rini

Total aset BUMN yang tumbuh hingga 179% dari Rp4.577 triliun di 2014 menjadi Rp8.207 triliun di 2018.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno (berdiri) dalam Rakerda XV dan Diklatda II HIPMI Jatim di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/7/2019)./Ist
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno (berdiri) dalam Rakerda XV dan Diklatda II HIPMI Jatim di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/7/2019)./Ist

Bisnis.com, SURABAYA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengatakan banyak pihak meremehkan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol. Padahal, pembangunan infrastruktur ini penting dan mampu meningkatkan konektivitas antar daerah serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Pernyataan Menteri Rini tersebut disampaikan dalam Rakerda XV dan Diklatda II HIPMI Jatim di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/7/2019).

Rini menjelaskan sejak 1978 hingga 2014, jalan tol yang baru terbangun hanya mencapai 780 Km. Namun, dalam waktu 4,5 tahun, pemerintah berhasil membangun 782 Km yang menyambungkan Palembang hingga Probolinggo.

“Apakah karena kekuatan Superman? Bukan. Ini karena kami semua di BUMN berpikir out of the box,” kata Rini.

Secara statistik kinerja BUMN dalam empat tahun terakhir sangat membanggakan. Hal ini terlihat dari total aset BUMN yang tumbuh hingga 179% dari Rp4.577 triliun di 2014 menjadi Rp8.207 triliun di 2018.

Adapun laba bersih tumbuh 142% menjadi Rp210 triliun di 2018 dari Rp148 triliun di 2014. Sedangkan, investasi BUMN pada 2018 mencapai Rp487 triliun dan peningkatannya hingga 204% dari 2014. Apabila diakumulasikan selama 4 tahun terakhir, investasi BUMN mencapai Rp1.290 triliun.

“Dampak dari pertumbuhan BUMN sebagai agen pencipta nilai tercermin pada kontribusi langsung yang diberikan kepada APBN berupa pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan dividen terus meningkat. Pada 2014, sumbangannya mencapai Rp407 triliun dan pada 2018 mencapai Rp478 triliun atau meningkat 117%,” kata Rini melalui rilis, Senin.

Di tengah persaingan global yang sangat ketat, tambah Rini, korporasi harus saling berkonsolidasi dalam berbagai format seperti membentuk holding, merger atau akuisisi. Hal yang sama juga harus dilakukan BUMN jika ingin tetap kuat dan mampu memenangkan usaha dalam persaingan baik lokal, regional maupun global yaitu dengan membentuk holding BUMN secara sektoral.

Holding BUMN bukan hanya sumber efisiensi dan terwujudnya skala ekonomi bisnis, namun paling utama memberikan efek akumulasi dan kapitalisasi sumber daya, sehingga dapat memberikan berbagai peluang untuk mengerjakan berbagai usaha, terutama melakukan investasi pada produk-produk hilir yang memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar dan memberikan manfaat kepada perekonomian nasional.

Rini dalam kesempatan itu berpesan kepada seluruh Pengusaha Muda Indonesia baik yang baru memulai usaha maupun yang telah berjalan. "Jalankan usaha Anda dengan integritas, menjaga kelestarian lingkungan dan tidak berhenti untuk terus berinovasi menghasilkan produk-produk yang berkualitas," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper