Bisnis.com, SURABAYA – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III mengusulkan agar kapal-kapal pelayaran rakyat (pelra) yang merupakan program pemerintah bisa menjadi feeder atau angkutan pengumpan dari dan ke pelabuhan/dermaga kecil di sekitarnya.
Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto mengatakan selain untuk wisata, kapal pelra juga bisa digunakan sebagai kapal feeder dengan rute pendek karena sesuai dengan kapasitas atau spesifikasi kapal yang berkapasitas kecil hanya 24 orang.
“Rute pendek tersebut lebih sesuai dengan spesifikasi kapal pelra, dan lebih efisien karena kargo relatif sedikit dari dermaga atau pelabuhan kecil. Selain itu lebih aman dari pada kapal pelra melayari rute yang jauh seperti dari Pulau Jawa ke Kalimantan atau ke Sulawesi,” katanya seusai FGD konektivitas pelra pada Program Tol Laut, Senin (15/4/2019).
Dia mengklaim, di tengah tren kontainerisasi dalam pengiriman kargo laut, Pelindo III tetap memberikan pelayanan yang optimal pada segmen pelra.
Ada beberapa pelabuhan di wilayah kerja perseroan tersebut yang disandari kapal-kapal pelra. Antara lain Pelabuhan Gresik sekitar 700 kapal dengan bongkar muat kargo 500.000 ton/tahun, Pelabuhan Benoa sekitar 500 kapal dengan 150.000 ton/tahun, Terminal Kalimas Surabaya sekitar 307 kapal dengan 386.000 ton/tahun, Pelabuhan Tegal sekitar 300 kapal dengan 50.000 ton/tahun, dan di Pelabuhan Bima sekitar 180 kapal dengan 100.00 ton/tahun.
Pihaknya melihat langkah Kemenhub yang mengembangkan Program Tol Laut dengan mengoneksikan layanan kapal pelra sangat beralasan, terutama untuk melayani kebutuhan logistik, penyeberangan, dan wisata di kawasan-kawasan terdepan dan terpencil.
"Misalnya di Nusa Tenggara Timur, kapal Tol Laut melayani angkutan logistik dengan rute pelabuhan-pelabuhan yang sudah memadai fasilitasnya, seperti Tenau Kupang, Bima, Maumere, Kalabahi, dan lainnya yang sebagian besar dioperasikan oleh Pelindo III,” imbuhnya.