Bisnis.com, SURABAYA — Maspion Group menggelar kegiatan sosialisasi pemilu 2019 untuk menyukseskan pemilihan umum presiden dan legislatif dengan menggundang sejumlah pengusaha dan yayasan sosial.
CEO Maspion, Alim Markus mengatakan pihaknya ingin memfasilitasi tempat untuk kegiatan sosialisasi pemilu ini termasuk menghadirkan tiga calon legislatif dari tiga partai.
"Kami hanya memfasilitasi agar masyarakat bisa bertanya langsung pada tiga narasumber, apa saja program kerjanya, dan bagaimana cara mencoblos saat pemilu 17 April," katanya dalam sambutan Sosialisasi Pemilu 2019, Jumat (12/4/2019).
Adapun ketiga calon legislatif yang hadir untuk melakukan sosialisasi tersebut di antaranya adalah Indah Kurnia dari PDI-P, Maruli Hutagalung dari Nasdem, dan Andy Budiman dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Andy Budiman, calon legislatif dari PSI yang ingin mengisi kursi di Komisi I DPR RI mengatakan PSI merupakan partai yang fresh, dan diisi oleh para anak muda tergerak untuk memajukan dan memperbaiki Indonesia.
"PSI lahir dari kecemasan kami akan adanya perubahan kawan-kawan yang menjadi tidak toleran dan tidak terima terhadap perbedaan," katanya.
Dia menyebutkan bahwa ada survei dengan hasil 57% orang Indonesia tidak toleran dan jumlahnya meningkat signifikan. Selain itu, 60% orang Indonesia menyatakan tidak mau dipimpin oleh orang yang beda keyakinan.
Untuk itu, lanjutnya, PSI menawarkan program pemulihan hak masyarakat untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya. Kedua, PSI menawarkan aplikasi solidaritas sebagai solusi untuk memperbaiki kinerja DPR.
"Kita sedang mendesain aplikasi yang memungkinkan anggota DPR bisa dipantau, apakah mereka telat atau membuat kegiatan harus dilaporkan secara harian dan live maka tidak ada alasan bolos," ujarnya.
Sementara itu, Indah Kurnia caleg Komisi 11 DPR RI mengatakan bahwa PDIP adalah partai yang sudah tidak perlu dijelaskan lagi karena menang saat mengusung Presiden Joko Widodo.
"Tapi yang perlu saya tekankan bahwa PDIP menjaga betul yang namanya NKRI, UUD 1945 sebagai konstitusi, Pancasila dan semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika berbeda-beda tetap satu jua," katanya.