Bisnis.com, SURABAYA – Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur memperkirakan pada tahun depan bakal terjadi defisit pasokan sapi jantan siap potong akibat banyaknya sapi yang dikirim ke luar Jatim.
Ketua PPSDS Jatim, Muthowif mengatakan pada momen Natal dan Tahun Baru ini saja sudah terjadi kelangkaan stok sapi siap potong, akibatnya banyak daging sapi impor yang masuk ke Jatim sejak 2 bulan terakhir.
"Daging beku impor banyak yang masuk ke sini untuk memenuhi kebutuhan daging di Jatim. Padahal 5 bulan lagi kita ini sudah masuk bulan puasa, saya khawatir kalau minim stok sapi siap potong menyebabkan harga daging naik pada saat Ramadan," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (26/12/2018).
Dia menjelaskan, saat ini ada Surat Edaran Gubernur yang melarang para jagal untuk memotong sapi betina yang diberlakukan pada awal tahun depan. Namun, pasokan sapi jantan pun sudah hampir tidak ada yang siap untuk dipotong.
"Kalau daging segar itu tidak semudah seperti stok jagung atau beras, karena yang dibutuhkan para jagal adalah sapi siap potong," katanya.
Untuk itu, lanjut Muthowif, pemerintah harus menyetop sapi jantan siap potong atau sapi bakalan dari Madura dan Tuban yang banyak dikirim ke luar Jatim. Diperkirakan, sapi yang dijual ke luar Jatim ini menawarkan harga yang lebih tinggi.
"Banyak pedagang dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan yang mengambil sapi siap potong dari Jatim. Dan ini atas izin atau rekomendasi Pemprov Jatim, ini kan melanggar SE Gubernur," jelasnya.
Selain itu, Dinas Peternakan Jatim diminta untuk melakukan evaluasi program pengembangan sapi dengan Inseminasi Buatan (IB) yang selama ini dilakukan.
"Sekarang masih IB belum tentu berhasil bunting, ketika bunting masih menunggu lahir, setelah lahir tunggu 2 tahun baru bisa dipotong. Sedangkan jagal atau daging segar butuhnya hari ini," tegasnya.
Saat ini pasokan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya sudah sangat minim. Sejumlah jagal terpaksa harus mencari sapi siap potong sampai keluar Jatim.