Bisnis.com, SURABAYA - Pakar geologi Pusat Studi Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengusulkan agar pemerintah melakukan scan dan pemasangan GPS untuk melihat pergerakan tanah di kawasan Jl. Raya Gubeng yang amblas Selasa (18/12/2018) malam.
Pakar geologi Pusat Studi Kebumian ITS, Amien Widodo mengatakan untuk melihat kondisi tanah diperlukan pengambilan sample tanah dengan kedalaman 30 meter untuk diteliti.
"Selain scan dan memasang GPS kita harus mendeteksi jenis tanah di radius sekitar kawasan Gubeng dengan mengambil sample tanah melalui proses bor yang butuh waktu 5 hari," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian amblasnya Jl. Raya Gubeng, Rabu (19/12/2018).
Menurutnya, dengan cara tersebut akan dapat diketahui pasti pergerakan dan cara kerja tanah di kawasan Gubeng serta cara memperlakukannya sehingga bisa mengantisipasi dampak selajutnya.
Sebaiknya, ke depan dalam membangun sebuah proyek diperlukan mitigasi yang harus dimasukkan dalam RTWR.
"Dari hasil mitigasi yang sudah dilakukan ITS, tanah di sini merupakan tanah endapan, jadi berbeda dengan tanah limestone yang terjadi dk Fukuoka Jepang November lalu terjadi sink hole atau tanah amblas," imbuhnya.
Baca Juga
Selain itu, lanjutnya, amblasnya Jl. Raya Gubeng ini juga tidak ada kaitanya dengan dua patahan gempa yang melalui Kota Surabaya.