Bisnis.com, SURABAYA – Jawa Timur menjadi ujung tombak produksi minyak mentah nasional dengan kontribusi 30% dari total produksi minyak mentah nasional.
Produksi minyak nasional Januari – September 2018 sekitar 773.538 BOPD dan 35.261 Barrels Of Oil Per Day (BOPD) dikontribusi wilayah Jabanusa. Blok Banyu Urip-Cepu di Bojonegoro menyumbag terbesarnya, lebih dari 200.000 BOPD dihasilkan dari lapangan yang dikelola oleh Exxon Mobile Cepu Limited (EMCL).
Gas alam yang dihasilkan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang beroperasi di wilayah Jabanusa pun juga tinggi, berkisar 689 Metric Milion Standard Cubic Feet Per Day (MMSCFD) atau sekitar 10% dari total produksi gas nasional.
Jawa Timur boleh berbangga sebab produksi minyaknya tertinggi di Indonesia dan semua hasil gas alamnya dinikmati sepenuhnya untuk industri listrik, industri pupuk negara serta industri komersial bahkan sebagian sudah dinikmati rumah tangga.
"Jawa Timur satu-satunya daerah yang sudah memiliki jaringan gas yang terkoneksi sehingga semua gas yang dihasilkan dari lapangan Migas di Jatim sepenuhnya dinikmati warganya. Sedangkan daerah lain seperti Papua yang punya gas dari blok Tangguh karena tak ada infrastruktur pipa gas sehingga LNG yang dihasilkannya pun harus dijual ke luar," ungkap Sulistya Hastuti Wahyu, Vice President Operasi SKK Migas.
Meski Jawa Timur saat ini telah menjadi andalan Migas nasional namun produksi tinggi tak mencukupi kebutuhan konsumsi minyak nasional yakni sekitar 1,6 juta BOPD. Sedangkan produksi nasional yang ditargetkan bisa 900 ribu BOPD baru tercapai sebanyak 773.538 BOPD.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai pengawas dan pengendali kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia senantiasa berkomitmen bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk bersama-sama meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Kepala SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Ali Masyhar, mengatakan KKKS di Jabanusa terus dituntut untuk menggenjot produksi dengan melakukan berbagai strategi. Diantaranya proyek pengembangan lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dioperatori oleh KKKS PT Pertamina EP Cepu (PEPC), proyek ini menelan investasi sebesar US$1.547 juta dan telah dimulai Oktober 2017.
"Proyek ini ditargetkan akan memproduksi gas sebesar 172 MMSCFD pada 2021 dan terus ditingkatkan sampai pada puncaknya sebesar 192 MMSCFD," kata Ali Masyhar.
KKKS PT Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati pun sedang fokus melakukan kegiatan cementing (perbaikan struktur semen sumur di bawah permukaan tanah) dan kini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dimana produksi sudah mencapai 9.500 BOPD, dari awal diambil alih Pertamina EP Asset 4 dari Joint Operating Body Pertamina – PetroChina East Java (JOB PPEJ) yang jumlah produksinya tinggal 6.800 BOPD.
"Hingga 2019, PT Pertamina EP Asset 4 Field Sukowati direncanakan akan melakukan kegiatan cementing sebanyak 22 sumur, enam di antaranya ditargetkan selesai pada akhir 2018 ini," jelas Ali.
Adapun di pulau Madura, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) juga sedang mengeksploitasi gas dari lapangan BD dengan jumlah prodyksi 105 MMSCFD. Saat ini HCML pun sedang mengembangkan Lapangan MDA MBH di perarian sekitar Kabupaten Sumenep yang ditargetkan akan memproduksi gas sebesar 120 MMSCFD pada awal 2020.
Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) di Ujung Pangkah Gresik juga sedang mengembangkan lapangan Sidayu dan West Pangkah. Sebab di bawahnya ditemukannya (discovery) cadangan hidrokarbon. Setelah sukses eksplorasi di sumur eksplorasi Tambakboyo-1 , SIPL melanjutkan kesuksesan itu dengan melakukan pengeboran sumur Eksplorasi Tambakboyo-2 dengan biaya investasi sebesar Rp200 miliar, di mana kegiatan tersebut berhasil menemukan cadangan minyak bumi.
"Saat ini penemuan itu sedang dalam tahap pengkajian di Divisi Perencanaan Eksplorasi SKK Migas. Setelah sukses melakukan pengeboran eksplorasi Tambakboyo-2, saat ini KKKS SIPL sedang melakukan persiapan pengeboran di wilayah kerja West Pangkah, yang direncanakan selesai pada awal tahun 2019," harap Ali Masyhar.
KKKS Ophir - Santos Sampang Pty Ltd dan KKKS Ophir - Santos Madura Offshore Pty., Ltd pun saat ini juga sedang giat-giatnya melakukan usaha peningkatan cadangan minyak dan gas bumi.
"Ophir - Santos Sampang Pty mempunyai laju produksi harian minyak sebesar 149 BOPD dan gas sebesar 33 MMSCFD, sedangkan KKKS Ophir - Santos Madura Offshore Pty mempunyai laju produksi harian minyak sebesar 5.536 BOPD dan gas sebesar 47 MMSCFD," kata Ali Masyhar.
SKK Migas sebagai lembaga Negara terus mengupayakan produksi Migas terus langgeng dan bertambah di tengah ancaman decline atau penurunan produksi alamiah yang menghantui industri Migas setiap harinya.
Melihat arti penting energi sebagai penggerak pembangunan, menjadi tugas semua pemangku kepentingan terus memberikan dukungan agar produksi migas di wilayah Jabanusa, khususnya di Jatim bisa dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.