Bisnis.com, MALANG—PDAM Kabupaten Malang menjajaki kerja sama dengan Taiwan Water Corporation (TWC), perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan air bersih asal Taiwab, untuk membangun dan mengelola sumber-sumber air baku baru.
Direktur Utama PDAM Kab. Malang Syamsul Hadi mengatakan keputusan untuk menjajaki kerja sama itu setelah dirinya sebagai sebagai pemimpin perusahaan daerah yang bergerak di bidang pengelolaan air bersih di Kab. Malang dan Ketua Umum DPD Perpamsi Jatim ke Kaohsiung Exhibition Center, Taiwan, beberapa waktu.
“Mereka tertarik untuk melakukan kerja sama dengan kami dan beberapa PDAM lainnya di Jatim,” kata Syamsul di Malang, Selasa (18/9/2018).
Dalam kerja sama tersebut, dia mengusulkan, menggunakan skema BOT. Dengan demikian, TWC diharuskan investasi dalam mengelola sumber air baku menjadi air bersih.
Di sisi lain, PDAM Kab. Malang akan membeli air bersih dari TWC selama masa konsesi.Jika selesai masa konsesi, maka unit penglola air tersebut diserahkan ke PDAM Kab. Malang untuk menjadi aset perusahaan.
Sumber-sumber air baku yang bisa berpotensi dikerjasamakan dengan TWC, yakni sumber air di Wendit, air di sungai Sumberpucung dan Karangkates, di Kec. Kalipare, juga sumber Taji, di Kec. Jabung.
Baca Juga
Debit air di Sumber Wendit, ada 3.000 liter/detik. Dari debit air sebanyak itu, 1.500 liter/detik sudah dimanfaatkan dan dikelola PDAM Kota Malang.
Sisanya, 1.500 liter, bisa dikelola PDAM Kab. Malang untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kec. Pakis dan sekitarnya, terutama warga di perumahan sekitar Bandara Abd Saleh.
Sedangkan di sungai Sumberpucung dan Karangkates, potensi air bakunya sangat besar, namun bisa dimanfaatkan masing-masing antara 100 -200 liter/detik untuk dimanfaatkan memasok kebutuhan air bersih warga di sana.
“Apalagi di daerah tersebut merupakan daerah yang rawan air bersih saat memasuki musim kemarau,” ucapnya.
Di sumber Taji, potensi debit airnya juga sangat besar, namun bisa dimanfaatkan 500 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Jabung dan sekitarnya.
Menurut dia, pengelolaan sumber air baru perlu dilakukan karena cakupan layanan air bersih masih 34% dengan pelanggan sebanyak 114.000 satuan sambungan rumah (SR) pada posisi Agustus 2018 dan di akhir tahun ini diharapkan mencapai 120.000 SR.
Jika dihitung dari total pengguna air bersih perpipaan, cakupan layanannya sebenarnya sudah mencapai 90%. Namun potensi pengguna air perpipaan non-PDAM berpotensi pindah ke pindah karena mereka membutuhkan layanan air yang terjamin kualitas, kuantitas, dan kontinyuitasnya.
Dia menegaskan, TWC juga berminat untuk melakukan investasi mengelola air bersih anggota Perpamsi di Jatim. Daerah-daerah yang dilirik untuk menjadi tujuan investasi, Kabupaten Pasuruan karena ada proyek Umbulan, Mojokerto memanfaatkan sungai Bantas yang juga memasok air bersih untuk Surabaya.
“November rencana perwakilan dari TWC akan datang ke Malang untuk melihat potensi sumber yang ada,” ujarnya.
Dia masih belum tahu, berapa kebutuhan ivestasi yang akan dikeluarkan TWC jika betul-betul merealisasikan investasi di sektor air bersih ke Kab. Malang.