Bisnis.com, GRESIK – PT Petrokimia Gresik (PG) melakukan regenerasi petani melalui kegiatan Jambore Petani Muda II mengingat tenaga kerja pertanian telah menyusut hingga 15 juta petani dalam 10 tahun terakhir.
Direktur Utama PG Nugroho Christijanto mengatakan bahwa perseroan menyadari ke depan kehidupan PG sangat bergantung pada sektor pertanian. Untuk itu, upaya meregenerasi petani sangat perlu terutama dengan cara yang lebih modern sesuai perkembangan zaman.
"Keberhasilan sektor agroindustri dan pertanian kita pada umumnya sangat bergantung pada peran generasi muda Indonesia. Untuk itu support bagi anak muda sangat diperlukan," katanya dalam konferensi pe4s Jambore Petani Muda II, Kamis (19/7/2018).
Dia menjelaskan, berdasarkan sensus pertanian 2018, jumlah rumah tangga petani turun 20% dari 79,5 juta menjadi 63,6 juta atau turun 15,6 juta rumah tangga. Hal ini diperparah Iagi oleh kondisi bahwa 61% petani Indonesia telah berusia lebih dari 45 tahun.
Menurutnya, beberapa faktor yang menyebabkan pertanian tak menarik bagi generasi muda adalah karena tingkat pendapatan yang rendah. BPS mencatat rata-rata pendapatan rumah tangga petani hanya Rp14 juta/tahun, hal ini disebabkan oleh panjangnya rantai tata niaga pertanian, rendahnya tingkat pendidikan, serta faktor usia.
Nugroho menambahkan, salah satu cara untuk merangsang generasi muda agar mau terjun ke dunia pertanian yakni melalui pemberian pemahaman dan inspirasi bagi anak sekolah.
"Jambore kami tahun ini berbeda karena kami mengundang pelajar karena Indonesia sendiri punya 977 SMK Pertanian, tentu mereka menyimpan potensi besar jadi penerus dan penggerak pertanian di masa depan," ujarnya
Adapun Program Jambore Petani Muda ll kali ini diikuti oleh 42 pelajar dan 21 guru pendamping dari 21 SMK Pertanian di berbagai daerah. PG mendatangkan sejumlah alumni Jambore Petani Muda I agar memberikan inspirasi bagi peserta Jambore.