Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petrokimia Galakkan Regenerasi Petani Muda

PT Petrokimia Gresik (PG) melakukan regenerasi petani melalui kegiatan Jambore Petani Muda II mengingat tenaga kerja pertanian telah menyusut hingga 15 juta petani dalam 10 tahun terakhir.
(Dari kiri) Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan Gunawan Yulianto, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto, Direktur Pemasaran PG Meinu Sadariyo, GM Pemasaran dan Logistik PG Wismo Budiono saat konferensi pers Jambore Petani Muda II, Kamis (19/7/2018)./Bisnis-Peni Widarti
(Dari kiri) Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan Gunawan Yulianto, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto, Direktur Pemasaran PG Meinu Sadariyo, GM Pemasaran dan Logistik PG Wismo Budiono saat konferensi pers Jambore Petani Muda II, Kamis (19/7/2018)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, GRESIK – PT Petrokimia Gresik (PG) melakukan regenerasi petani melalui kegiatan Jambore Petani Muda II mengingat tenaga kerja pertanian telah menyusut hingga 15 juta petani dalam 10 tahun terakhir.

Direktur Utama PG Nugroho Christijanto mengatakan bahwa perseroan menyadari ke depan kehidupan PG sangat bergantung pada sektor pertanian. Untuk itu, upaya meregenerasi petani sangat perlu terutama dengan cara yang lebih modern sesuai perkembangan zaman.

"Keberhasilan sektor agroindustri dan pertanian kita pada umumnya sangat bergantung pada peran generasi muda Indonesia. Untuk itu support bagi anak muda sangat diperlukan," katanya dalam konferensi pe4s Jambore Petani Muda II, Kamis (19/7/2018).

Dia menjelaskan, berdasarkan sensus pertanian 2018, jumlah rumah tangga petani turun 20% dari 79,5 juta menjadi 63,6 juta atau turun 15,6 juta rumah tangga. Hal ini diperparah Iagi oleh kondisi bahwa 61% petani Indonesia telah berusia lebih dari 45 tahun.

Menurutnya, beberapa faktor yang menyebabkan pertanian tak menarik bagi generasi muda adalah karena tingkat pendapatan yang rendah. BPS mencatat rata-rata pendapatan rumah tangga petani hanya Rp14 juta/tahun, hal ini disebabkan oleh panjangnya rantai tata niaga pertanian, rendahnya tingkat pendidikan, serta faktor usia.

Nugroho menambahkan, salah satu cara untuk merangsang generasi muda agar mau terjun ke dunia pertanian yakni melalui pemberian pemahaman dan inspirasi bagi anak sekolah.

"Jambore kami tahun ini berbeda karena kami mengundang pelajar karena Indonesia sendiri punya 977 SMK Pertanian, tentu mereka menyimpan potensi besar jadi penerus dan penggerak pertanian di masa depan," ujarnya

Adapun Program Jambore Petani Muda ll kali ini diikuti oleh 42 pelajar dan 21 guru pendamping dari 21 SMK Pertanian di berbagai daerah. PG mendatangkan sejumlah alumni Jambore Petani Muda I agar memberikan inspirasi bagi peserta Jambore.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler