Bisnis.com, SURABAYA – Dinas Perhubungan Kota Surabaya menyatakan Suroboyo Bus dengan kapasitas 67 orang mengalami peningkatan penumpang dalam setiap harinya, khususnya pada Sabtu dan Minggu.
Kepala Dinas Perhubungan Irvan Wahyu Drajat, di Surabaya, Senin (16/7/2018), mengatakan mayoritas warga Kota Surabaya sudah mengetahui jika tiket yang dugunakan untuk naik Suroboyo bus selama ini menggunakan sampah plastik.
"Mereka sudah mempersiapkan sampah plastik jika hendak naik Suroboyo bus," katanya.
Tiket masuk Suroboyo Bus memang mewajibkan penumpang membawa di antaranya 5 botol ukuran tanggung, 3 botol besar, 10 gelas air mineral, kantong plastik (kresek) dan kemasan plastik agar bisa masuk bus. Inovasi itu dilakukan sebagai bentuk upayanya untuk meminimalisir banyaknya sampah plastik di Surabaya.
Menurut dia, aturan tiket dengan menukar sampah plastik itu akan terus diberlakukan hingga nantinya ada aturan baru terkait tiket masuk Suroboyo Bus. Selain itu, lanjut dia, bagi masyarakat yang menggunakan jasa Suroboyo Bus diharapkan hafal dengan rute dan halte serta menyiapkan botol plastik untuk bisa menggunakan bus plat merah tersebut.
"Rencananya akan ada tambahan 12 bus lagi untuk mengakomodir para penumpang yang terus meningkat. Sekarang ada delapan unit bus," katanya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Chalid Buchari mengatakan sejak diresmikan pada April 2018, jumlah sampah plastik yang terkumpul sudah mencapai 12 ton. Sampah tersebut terdiri dari botol plastik ukuran besar, tanggung dan gelas mineral serta sejumlah tas kresek berbahan plastik.
Menurutnya, sebanyak 12 ton sampah plastik yang terkumpul tersebut rencananya akan disebar di sejumlah bank sampah milik masyarakat. Sampah tersebut bisa dikelola kembali untuk didaur ulang yang akhirnya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Terkait kebijakannya nanti seperti apa masih kami usulkan ke Bu Wali Kota Surabaya," katanya.
Ia mengatakan saat ini pengumpulan sampah plastik berada di sejumlah halte. Paling banyak sampah plastik berada di Terminal Purabaya yang menjadi tempat pemberangkatan bus tersebut.
"Di terminal Purabaya jumlahnya terus menumpuk sampahnya karena banyak penumpang," katanya.