Bisnis.com, SURABAYA — Pengembang PT PP Properti Tbk tengah gencar menggarap proyek apartemen di Surabaya sebagai salah satu upaya mengejar pertumbuhan bisnis 20% tahun ini.
Direktur Realty PP Properti, Galih Saksono mengatakan meski banyak pengembang yang melakukan koreksi target sejak tahun lalu akibat perlambatan sektor properti, tetapi PP Properti justru meningkatkan target sampai 20%.
"Untuk mewujudkan target itu, kami harus berkomitmen terhadap konsumen yakni melaksanakan pembangunan proyek yang tepat waktu untuk menggairahkan investasi, dan masih ada beberapa proyek di Surabaya tahun ini yang akan kami launching dan mulai ground breaking," jelasnya saat konferensi pera Ground Breaking apartemen Westown 2 Tower, Selasa (3/7/2018).
Menurut Galih, sektor properti di Surabaya saat ini justru lebih bergairah. Apalagi animo masyarakat terhadap produk properti high rise sudah lebih meningkat ditambah lagi dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur yang bagus dibandingkan nasional.
"Willingness to buy apartemen bagi masyarakat sudah dapat dirasakan. Mereka sudah tidak asing lagi untuk tinggal di apartemen dengan ketinggian tertentu bahkan sudah mencoba merasakan investasi di apartemen," ujarnya.
Dia menambahkan setidaknya PP Properti punya beberapa proyek lagi di Surabaya dalam tahun ini sehingga kontribusi proyek di Surabaya mencapai 50%, di antaranya yang sudah ada seperti proyek Grand Sungkono Lagoon, Grand Dharmahusada Lagoon, Grand Samaya, dan Westown di Wiyung Surabaya Barat.
Project Director Westown View, Wiratno mengatakan proyek apartemen Westown tower 1 La Chiva yang memiliki 936 unit kini telah terjual 80% atau sekitar 750 unit. Sedangkan tower 2 Sandbrige yang akan diluncurkan bakal memiliki 968 unit.
"Tower 2 belum sempat di-launching tapi sudah laku 40 unit. Sedangkan tower 1 sudah siap ground breaking dan target serah terima pada awal 2021 atau 3 tahun," jelasnya.
Vice President Realty 3, Rudi Harsono menambahkan apartemen Westown yang ditawarkan mulai Rp400 jutaan tersebut akan bekerja sama dengan Bank Mandiri dan BTN untuk pembiayaan KPA.
"Kami berharap bunga kredit ke depan tidak sampai 2 digit supaya sektor properti tetap bisa worth it. Namun kami yakin pemerintah saat ini menyiapkan kelonggaran-kelonggaran kredit properti," imbuhnya.