Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Pariwisata Kota Surabaya berencana menjadikan Benteng Kedung Cowek atau bekas gudang peluru sebagai destinasi wisata bunker Surabaya.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Irvan Widyanto mengatakan rencana pengembangan wisata bunker tersebut akan menggandeng Kodam V Brawijaya.
"Sebenarnya sebagian besar warga Surabaya sudah tahu kalau di sana itu ada gudang penyimpanan peluru. Namun, dulu tidak bisa masuk karena dijaga oleh TNI, sehingga tidak semua orang bisa memasuki benteng itu," katanya dalam rilis, Kamis (19/4/2018).
Dia menjelaskan setidaknya ada 9 benteng atau bunker di Kedung Cowek yang merupakan bekas peninggalan Belanda. Benteng itu masih terlihat kokoh dengan bangunan cor yang tebal. Lumutnya yang mulai menghitam juga menghiasi bangunan tersebut.
"Nah bagaimana itu nanti bisa menjadi destinasi wisata baru di Surabaya, itu perlu dipikirkan bersama-sama. Sebab, ini bukan hanya tugas Dinas Pariwisata, tapi juga tugas semua stakeholder,” kata Irvan yang juga menjabat sebagai Kasatpol PP ini.
Dia menambahkan, beberapa ruangan di benteng tersebut juga sangat gelap meskipun siang hari sehingga banyak kelelawar yang menghuni benteng tersebut.
“Saat ini kami memang tengah fokus untuk menggali potensi destinasi wisata baru di Surabaya, jika sudah ada gambaran, maka akan dikoordinasikan untuk sama-sama membangun atau menghidupkannya,” katanya.
Gudang Peluru Kedung Cowek Akan Dijadikan Wisata Bunker
Dinas Pariwisata Kota Surabaya berencana menjadikan Benteng Kedung Cowek atau bekas gudang peluru sebagai destinasi wisata bunker Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Taruhan Tinggi Harga Emas 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
Program Makan Bergizi di Jatim Dianggarkan Rp800 Miliar
13 jam yang lalu