Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan diberikan mandat untuk mengatur harga daging selama bulan puasa dan hari raya lebaran.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sejauh ini untuk pasokan daging sapi dan kerbau di pasar masih aman. Selain itu dia juga diminta untuk bisa menjaga sekaligus mengendalikan harga daging selama momemntum Ramadan dan hari raya lebaran.
"Daging, kami minta untuk bisa mengendalikan dan menurunkan harga daging," katanya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan impor sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan daging sapi atau kerbau dengan harga yang terjangkau.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, memperkirakan kebutuhan daging sapi untuk bulan puasa dan lebaran sebesar 116.471 ton. Sementara persediaan daging yang tersedia saat ini adalah 70.888 ton atau sama dengan 407.403 ekor sapi.
Oleh sebab itu, Ditjen PKH menyimpulkan bahwa untuk momentum bulan puasa dan lebaran Indonesia kekurangan daging sapi sebesar 45.588 ton.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan menambahkan bahwa kemendag sudah menerbitkan surat persetujuan impor sebesar 207.800 ekor sapi bakalan atau setara dengan total daging keseluruhan 142.148 ton.
Sementara itu, Ketua komunitas sapi indonesia Budiyono mengatakan bahwa dampak impor daging kerbau saja sudah memberatkan peternak.
"Apalagi ditambah lagi. Sebaiknya pemerintah harus berusaha agar defisit tidak berdampak jelek juga untuk peternak," katanya kepada Bisnis.
Menurutnya kondisi nyata di lapangan adalah pemotongan sapi lokal sudah hampir stop. Hal tersebut disebabkan pasar yang ramai oleh daginh impor dan juga karena rumah penggemukan sapi juga mulai banyak.