Bisnis.com, PAMEKASAN—Tahapan pelaksanaan pemilihan kepada daerah (pilkada) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur memengaruhi penjualan batik tulis bagi perajin dan pengusaha batik di wilayah itu.
"Sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pamekasan menetapkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan sebagai peserta pilkada 2018, penjualan batik disini meningkat," ujar salah seorang perajin batik tulis di Dusun Banyumas, Pamekasan Haji Alwi di Pamekasan, Selasa (20/3/2018).
Hal ini terjadi, karena di antara dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan yang menjadi kontestan peserta pilkada menggunakan seragam batik. Sehingga para tim sukses, pengurus partai politik pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan itu juga memesan seragam batik, sesuai dengan seragam yang digunakan pasangan calon tersebut.
Hanya saja, dari dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan yang menjadi kontestan pilkada yang akan digelar 27 Juni 2018 itu, hanya satu pasangan saja yang menggunakan seragam batik, yakni Pasangan Badrut Tamam - Raja'e (Berbaur).
"Jika semuanya menggunakan seragam batik, dampak ekonominya terhadap para perajin batik di Pamekasan ini tentunya akan lebih bagus lagi," ujar Alwi.
Alwi dan para perajin batik lainnya di desa ini menuturkan, pada awal batik diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, omset penjualan batik tulis Pamekasan memang meningkat tajam.
Karena pada saat itu, pemerintah menetapkan kebijakan baru, yakni mengharuskan semua abdi negara dan siswa di berbagai lembaga pendidikan menggunakan seragam batik.