Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian BUMN Dorong Pabrik Gula & Rafinasi Digabung

Pembukaan lahan baru untuk perkebunan tebu baru beserta pabrik pengolahannya di P. Jawa dinilai tidak mungkin oleh Kementerian BUMN.
Pabrik gula./Antara
Pabrik gula./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pembukaan lahan baru untuk perkebunan tebu baru beserta pabrik pengolahannya di P. Jawa dinilai tidak mungkin oleh Kementerian BUMN.

Penilaian tersebut berdasarkan pada kenyataan terbatasnya lahan di P. Jawa. Selain itu juga permintaan untuk wilayah pemukiman jauh lebih besar dibandingkan dengan permintaan lahan perkebunan.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN, Ahmad Bambang mengatakan penambahan lahan perkebunan tebu di Jawa pasti akan sulit karena keterbatasan lahan.

Kalau pun bisa dilakukan, katanya, pasti lahan yang bisa diberikan tidak luas karena kebutuhan untuk pemukiman semakin tinggi. Hal tersebut otomatis berimbas pada produktivitas perkebunan gula tersebut.

"Sampai saat ini kita masih impor gula salah satunya karena ketersediaan lahan. Ketersediaan lahan lebih untuk perumahan," katanya Senin (12/3/2018).

Menurutnya akan lebih baik jika pelaku usaha mau mengekspansi ke luar P. Jawa seperti Sumatera atau Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Keterbatasan lahan selain mengurangi produktivitas juga berimbas pada kemajuan pabrik.

Ahmad menjelaskan mekanisasi tidak mungkin dilakukan pada lahan yang kecil. Oleh karena itu, dia menilai performa perkebunan tebu dan pabrik gula di Jawa akan menemui kendala.

"Sektor hulu [di Jawa] itu berat karena tidak ada mekanisasi. Kalau mau tidak berat atau efisiensi, ya gabungkan pabrik gula dan rafinasi," katanya.

Menurutnya, mekanisasi dapat meningkatkan produktivitas perkebunan dan meminimalisir biaya operasional. Tapi kendala luas lahan yang sempit dapat menjadi ganjalan bagi pertumbuhan industri.

Selain itu, tanaman tebu hanya bisa satu kali masa panen dalam periode satu tahun sedangkan pekerja harus digaji selama 12 bulan masa kerja. Oleh sebab itu, Ahmad menyarankan agar mekanisasi perkebunan dan penggabungan antara industri gula tebu dan rafinasi dijalankan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper