Bisnis.com, JAKARTA—PT Pelni (Persero) akan menambah 200 kontainer berpendingin tahun ini untuk mengangkut ikan dari Indonesia timur ke sentra-sentra konsumsi dan pengolahan di barat.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Harry Boediarto mengatakan, dengan tambahan 200 kontainer masing-masing berukuran 20 kaki kubik (TEUs) itu, Pelni akan mampu mengangkut 3.000 ton ikan per bulan dari Papua dan sekitarnya.
Saat ini, BUMN itu baru mengangkut 520 ton ikan per bulan menggunakan 30 unit kontainer berpendingin dari NTT, Maluku, dan Maluku Utara.
"Itu nanti [bisa angkut ikan dari] daerah Merauke sama Kaimana, juga Dobo, Tual, WPP 718 itu yg dulunya dipegang [kapal] asing, seperti China, Thailand. Kontainer 200 unit ini nanti untuk keliling," jelasnya di sela-sela Marine and Fisheries Business and Investment Forum, Senin (12/2/2018).
Pengadaan reefer container itu merupakan bagian dari rencana investasi Rp151 miliar. Selain untuk pengadaan reefer, Pelni juga akan membeli 1.200 unit dry container.
Harry menjelaskan satu kali perjalanan pergi dan pulang (trip) kapal reefer container dari Surabaya ke Indonesia timur memakan waktu 21-28 hari. Saat berangkat, kontainer mengangkut komoditas yang diproduksi di Jawa, seperti daging ayam, es krim, dan ikan lele. Saat pulang, kontainer mengangkut ikan hasil tangkapan di perairan Papua, lalu dibongkar di Surabaya. Dari Surabaya, bahan baku itu lalu didistribusikan ke unit-unit pengolahan ikan (UPI) di Jawa Timur.
Dia menyebutkan ongkos angkut Rp8 juta-Rp9 juta per kontainer karena disubsidi pemerintah. Tarif itu separuh dari harga normal Rp18 juta-Rp19 juta per kontainer.
Menurut Harry, Pelni sedang membahas kemungkinan pengangkutan ikan dari Surabaya ke UPI-UPI menggunakan kereta api dengan PT KAI.