Bisnis.com, SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menggandeng PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika siap menggarap proyek aksesbilitias darat flyover dan tapper ke Terminal Teluk Lamong (TTL) senilai Rp1,2 triliun.
CEO Pelindo III, I Gusti Ngurah Askhara Dana Diputra atau yang biasa disapa Ari Askhara mengatakan pembangunan aksesbilitas flyover dan tapper ini akan menghemat waktu kendaraan/truk yang mengangkut barang menuju Terminal Teluk Lamong.
Selama ini, katanya, kendaraan yang akan masuk pelabuhan Teluk Lamong masih harus melewati Jalan Kalianak-Osowilangun yang kerap padat.
"Kalau sekarang ini kendaraan yang keluar pelabuhan maupun yang dari tol menuju Teluk Lamong itu harus lewat jalan kecil dan itu wasting time. Namun dengan adanya flyover ini nanti kendaraan dari tol bisa langsung ke mulut pelabuhan," Jelasnya seusai penandatanganan kerja sama Pelindo III dan Wika, Senin (5/2/2018).
Dia menjelaskan saat ini kapasitas TTL mencapai 1 juta TEUs per tahun, dan telah melayani arus petikemas mencapai 500.000 TEUs per tahun. Dengan dibangunnya aksesbilitas tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kinerja peti kemas setidaknya tumbuh 50% atau mencapai 750.000 TEus.
Jembatan dan jalan layang (eleveted) ini sepanjang 1,8 km dengan sisi Benowo sepanjang panjang 363 meter dan sisi Teluk Lamong sepanjang 350 meter. Lebar ruas 40 meter.
Direktur Operasi I Wika, Chandra Dwi Putra menjelaskan dalam pembangunan flyover tersebut Wika akan menggunakan sistem jembatan "unibridge" yakni jembatan balok beton (girder) komposit dengan menggunakan pin pada setiap sambungan antar-girder dengan konsep modular.
"Sistem ini tidak memerlukan pengencangan berkala, seperti halnya penggunaan baut pada model konvensional. Selain itu, material jembatan memiliki desain yang kompak dan ringan, serta lebih efisien dan lebih cepat dalam proses pembangunannya," jelasnya.
Wika menargetkan pembangunan jembatan flyover ini akan rampung dalam waktu 12 bulan dan tahun depan sudah bisa beroperasi.