Bisnis.com, JAKARTA— Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nusantara (GOPAN) meminta agar pemerintah benar-benar mengawasi dengan ketat peredaran antibiotic growth promoter (AGP) pasca pelarangan penggunaannya sebagai imbuhan pakan ternak yang efektif berlaku per Januari 2018 ini.
Hal ini, kata Ketua GOPAN Herry Dermawan demi memastikan agar tidak ada lagi petani atau produsen pakan ternak yang bisa curi-curi mencampurkan zat tersebut ke dalam pakan demi menggenjot pertumbuhan ternak yang diyakini akan melambat sekitar 3-4 hari pasca ditinggalkannya AGP.
“Harapan saya itu, pemerintah harus ketat. Jangan ada 1 gram pun AGP yang bocor ke pasar. Jadi sangat gampang itu sebetulnya. Kalau ga salah AGP itu 100% masih impor ya, jadi di karantina, bea cukai, dan segala macam, itu harus ketat. Kalau memang tidak ada, itu harus sama sekali tidak boleh ada AGP beserta turunannya,” tegasnya, Kamis (25/1/2018).
Herry menyebutkan, petani telah siap untuk meninggalkan penggunaan AGP kendati saat ini belum ada produk substitusi yang benar-benar bisa menggantikan fungsinya sebagai pemacu pertumbuhan hewan.
Saat ini, sejumlah produk yang disebut bisa menjadi substitusi bagi penggunaan AGP menurut Herry masih terus dilakukan trial dan error.
Dia berharap, para industry dan para ahli di bidang kesehatan maupun pakan hewan bisa segera menemukan produk yang benar-benar efektif dan bisa menggantikan posisi AGP selama ini.
“[AGP, untuk saat ini] nggak akan tergantikan. Kita sih berharap [temuan substitusi produk bisa] lebih cepat dan peternak tidak punya kemampuan untuk melakukan itu. kita berharap banyak kepada pabrikan, ilmuan. kita punya perguruan tinggi yang maju di bidang itu ya, kita mengharapkan sekali masukan dari itu. Biasanya setelah mereka melakukan penelitian nanti uji coba baru ke peternak,” paparnya.
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan pihaknya pasti akan menggandeng instansi terkait dalam pengawasan peredaran AGP.