Bisnis.com, JAKARTA -- Produsen surimi segera berproduksi kembali setelah kapal cantrang diperbolehkan beroperasi lagi.
Tiga pabrik surimi di bawah PT Kelola Mina Laut (KML Group) dijadwalkan beroperasi 2-3 pekan lagi. Tiga pabrik itu dijalankan oleh PT Bintang Karya Laut di Rembang, Jawa Tengah; PT Starfood International di Lamongan, Jawa Timur; dan PT KML Surimi di Tuban, Jawa Timur.
Direktur PT Bintang Karya Laut Zainul Masik mengatakan manajemen menunggu dulu perizinan kapal untuk melaut lagi.
"Juga mengisi perbekalan kapal yang butuh satu minggu. Jadi, waktu melaut butuh waktu 2-3 minggu lagi," katanya, Rabu (17/1/2018).
Sejak cantrang dilarang digunakan mulai 1 Januari 2018, pabrik-pabrik surimi di bawah bendera KML Group berhenti berproduksi. PT Starfood International stop beroperasi 4 Januari 2018, disusul PT Bintang Karya Laut dan PT KML Surimi pada 5 Januari 2018.
Pabrik-pabrik tersebut selama ini mengolah 24.000-30.000 ton bahan baku per tahun dari hasil tangkapan cantrang menjadi 8.000 ton surimi dengan penjualan US$16 juta. Sekitar 80% hasil produksi diekspor, sedangkan sisanya diserap oleh anak perusahaan yang lain.
Sementara itu, PT Indo Seafood memperkirakan pabrik dapat beroperasi kembali sekitar satu atau dua bulan lagi. Produksi tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat karena mempertimbangkan harga bahan baku yang saat ini sangat tinggi.
"Selain itu, [kapal] perlu persiapan melaut. Semua butuh dua minggu untuk antre isi solar dan isi es," kata Direktur PT Indo Seafood Darwan.
Indo Seafood mengoperasikan pabrik surimi di Rembang dengan kapasitas pengolahan ikan 50 ton per hari menjadi 12,5 ton surimi per hari. Sebanyak 80% hasil produksinya diekspor, a.l. ke Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Singapura.