Bisnis.com, MALANG—Para perajin batik di wilayah Kota Malang minta perhatian pemkot setempat melalui kebijakan yang berpihak pada perajin, terutama yang berkaitan dengan pemasaran produksi batik hasil karya mereka.
Salah seorang pengusaha batik dengan "brand" Batik Tulis Celaket (BTC) Malang Hanan Jalil di Malang, Selasa (3/10/2017) mengatakan, kendala utama yang dihadapi para perajin batik adalah pemasaran, namun kalau pemerintah memiliki kebijakan yang berpihak pada perajin, masalah pemasaran akan teratasi.
"Misalnya, pada saat ada program pengadaan batik bagi pegawai, pemkot tidak perlu jauh-jauh pesan untuk pengadaan batik tersebut, cukup membeli kain batik yang dihasilkan para pelaku usaha batik di Kota Malang. Jika satu perajin batik tidak mampu memenuhi pesanan, bisa dipecah ke beberapa perajin batik lainnya," ujarnya.
Menurut Hanan, itu sebagai langkah kongkret Pemkot Malang dalam membantu perajin batik melalui kebijakannya. Dan, kebijakan itu sebagai salah satu bantuan dari pemerintah dalam hal pemasaran. "Jadi para perajin tidak terlalu dipusingkan dengan pemasaran," ucapnya.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian (Disperin) dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, ada 30 pelaku usaha batik di wilayah Kota Malang. Namun, saat ini hanya tinggal 28 perajin karena berbagai hal.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Tri Widyani mengemukakan pihaknya tak pernah lelah mendorong para pelaku usaha batik. Dari hulu sampai hilir, mulai dari bantuan proses produksi, pembiayaan, dan pemasaran. "Bantuan yang kami berikan kepada para pelaku usaha batik ini berupa pelatihan. Untuk pembiayaan, kami menghubungkannya dengan perbankan," katanya.